"Hal itu berdasarkan prakiraan cuaca dan tinggi gelombang dari Stasiun Maritim Tenau Kupang," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran dihubungi dari Kupang, Minggu, (8/9).
Ia mengatakan cuaca di kabupaten paling barat Pulau Flores tersebut umumnya cerah berawan hingga berawan, namun angin kencang yang bergerak dari arah tenggara dapat memicu peningkatan tinggi gelombang.
Sementara itu, wilayah perairan Taman Nasional Komodo (TNK) yang berada di Selat Sape terbagi menjadi dua wilayah perairan, yaitu bagian utara dan bagian selatan.
Selat Sape bagian utara, yang lebih dekat ke Laut Flores, lanjut dia, biasanya memiliki arus yang lebih tenang dibandingkan bagian selatan, sedangkan Selat Sape bagian selatan, yang berbatasan dengan Samudra Hindia, memiliki arus yang lebih kuat dan tinggi gelombang yang lebih signifikan.
Hal itu disebabkan oleh letaknya yang berada di jalur pertemuan dua perairan besar, yakni Laut Flores di utara dan Samudra Hindia di selatan. Pertemuan arus tersebut menciptakan arus bawah laut yang deras dan sering tidak terduga.
Selain itu, kata dia, bentuk geografis teluk dan tanjung di kawasan tersebut mempersempit aliran air, membuat arus semakin kuat dan menimbulkan pusaran air yang berbahaya.
Baca juga: BMKG prediksi Cuaca cerah berawan-hujan ringan di Manggarai NTT selama sepekan
Baca juga: BMKG: cuaca cerah hingga berawan tebal di Mabar selama sepekan
Selain itu, kata dia, bentuk geografis teluk dan tanjung di kawasan tersebut mempersempit aliran air, membuat arus semakin kuat dan menimbulkan pusaran air yang berbahaya.
Baca juga: BMKG prediksi Cuaca cerah berawan-hujan ringan di Manggarai NTT selama sepekan
Baca juga: BMKG: cuaca cerah hingga berawan tebal di Mabar selama sepekan
"Kondisi itu perlu diwaspadai oleh nelayan dan pelaku aktivitas maritim di kawasan tersebut," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG prakirakan gelombang tinggi di perairan Manggarai Barat