Jakarta (ANTARA) - Direktorat Imigrasi, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan mempromosikan keunggulan desain baru paspor Republik Indonesia yang senada dengan bendera dwiwarna Merah Putih dalam Simposium Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) di Montreal, Kanada.
Direktur Kerja Sama Keimigrasian Anggiat Napitupulu yang hadir sebagai panelis dalam simposium tersebut, memaparkan fitur paspor elektronik generasi terbaru yang tidak hanya berfungsi sebagai dokumen perjalanan, tetapi juga sebagai representasi identitas dan budaya Indonesia.
"Paspor RI yang baru dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan canggih. Jadi penggunaan 33 motif batik tradisional yang dicetak dengan teknologi khusus bukan hanya untuk alasan estetika semata, melainkan juga alasan keamanan," kata Anggiat, sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa (19/11).
Di hadapan forum yang dihadiri perwakilan 193 negara anggota ICAO itu, Anggiat juga menyebutkan bahwa cip paspor yang terhubung dengan antena radio memungkinkan penyimpanan data biometrik dan tanda tangan digital pemegangnya lebih aman.
'Halaman biodata yang terbuat dari polikarbonat juga membuat paspor ini lebih tahan lama dan sulit dipalsukan," sambung dia.
Di samping itu, Anggiat menekankan bahwa desain baru paspor Indonesia menjadi upaya Imigrasi untuk memperkuat dokumen perjalanan.
"Penggunaan kombinasi fitur pengaman, bahan baku, dan teknik terbaru lainnya sesuai standar ICAO menjadi perhatian utama untuk memastikan bahwa paspor dapat terlindungi selama digunakan untuk melakukan perlintasan antarnegara, sekaligus juga menjadi duta budaya Indonesia dengan desain-nya yang indah," ucapnya.
Baca juga: Dirjen Imigrasi beri pembekalan untuk Pimpasa
Baca juga: KeImipas: NTT jadi prioritas pencegahan TPPO dan TPPM
Lebih lanjut, simposium itu juga membahas mengenai teknik perubahan bentuk atau morphing yang menjadi ancaman bagi keamanan dokumen perjalanan internasional.
"Morphing memungkinkan seseorang untuk menggabungkan wajah dua orang yang berbeda pada sebuah foto sehingga dapat digunakan untuk memalsukan identitas. Untuk mengantisipasi ancaman ini, negara-negara di dunia terus mengembangkan teknologi dan prosedur keamanan yang lebih canggih, tidak terkecuali Indonesia," ujarnya.
Simposium ICAO Tahun 2024 berlangsung di Montreal, Kanada pada 13–15 November 2024. Forum tersebut dihadiri perwakilan negara anggota ICAO untuk membahas isu-isu terkini dalam pengelolaan identitas pelancong.
Indonesia telah bergabung dengan jaringan Public Key Directory (PKD) ICAO sejak tahun 2019. PKD sendiri merupakan tempat penyimpanan (repositori) pusat yang dikendalikan oleh ICAO sebagai media autentikasi dokumen perjalanan setiap negara yang terdaftar dan sesuai dengan format mesin pembaca dokumen perjalanan guna memastikan validitas-nya.
Keanggotaan PKD ICAO memungkinkan Indonesia untuk bertukar informasi dengan negara lain terkait verifikasi keaslian dokumen perjalanan dan meningkatkan kerja sama dalam memerangi kejahatan lintas negara yang melibatkan penyalahgunaan dokumen.
"Kita sudah tergabung dalam jaringan PKD ICAO. Dengan demikian, paspor kita telah terdaftar dalam sistem informasi perjalanan internasional dan dengan demikian informasi mengenai dokumen perjalanan tersebut akan di-share ke seluruh perlintasan internasional anggota ICAO yang telah mendaftar PKD," jelas Anggiat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Imigrasi promosikan keunggulan desain paspor RI di Simposium ICAO