Kupang (ANTARA) - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) melalui program CSRnya bidang pemberdayaan ekonomi memberikan bantuan pinjaman dengan bunga 0 persen kepada pelaku UMKM kaum wanita yang ada di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Untuk Kota Kupang ini adalah musim kedua dan di tahun 2023/2024 ini terdapat 11 pelaku UMKM perempuan yang sudah kami bantu," kata Community Development Head PT CIMB Niaga Astrid Candrasari kepada wartawan di Kupang, Kamis, (21/11).
Hal ini disampaikannya usai meninjau tiga lokasi pelaku UMKM yang ada di Kota Kupang yang selama delapan bulan terakhir telah dibantu dengan pemberian pinjaman tanpa bunga untuk membantu dan mendukung pelaku UMKM yang ada di ibu Kota Provinsi NTT itu khususnya kaum perempuan.
Program CRS bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat yang bekerja sama dengan berdaya bareng ini ujar dia sebenarnya sudah dilaksanakan di beberapa daerah di luar Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kota Kupang sendiri ujar dia merupakan kota terbaru yang baru mulai diterapkan program tersebut pada tahun 2023/2024 ini. Mereka merekrut sekitar 50 UMKM perempuan lalu para pelaku UMKM membuat proposal untuk kemudian lalu kemudian dipilih.
"Tadi kita sudah mengunjungi tiga pelaku UMKM dan sebenarnya tiga yang dikunjungi itu adalah contoh saja," ujar dia.
Dia mengatakan bahwa kunjungan ke beberapa lokasi pelaku UMKM binaan bank tersebut bertujuan untuk melihat hasil dari bantuan pinjaman yang diberikan setelah delapan bulan berjalan.
Tiga lokasi pelaku UMUM yang dikunjungi itu adalah pelaku UMKM pembuat kain tenun, pelaku UMKM penjual makanan ringan serta pelaku UMKM yang diberi bantuan pinjaman modal untuk usaha stik dari daun kelor.
"Setelah saya melihat sendiri, ternyata programnya memang berjalan dengan baik dan para pelaku UMUM tahu apa yang mau dilakukan untuk pengembangan usaha mereka," ujar dia.
Yulia (26) seorang pelaku UMKM di kelurahan Naioni Kota Kupang Bernama Yulia mengatakan bahwa selama ini dia dilatih untuk bisa mengelola keuangan dengan baik dari hasil tenun yang dihasilkan.
"Jadi memang saya dilatih untuk bisa mengelola keuangan dari hasil jual tenun ini, dari sebelumnya semua pendapatan dari jual tenun digunakan juga untuk kebutuhan makan dan minum,"ujar dia.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya bantuan dana tunai pinjaman yang diberikan tetapi juga bantuan pembinaan juga dilakukan oleh bank tersebut.
Kini dari hasil pengelolaan uang itu, dia akhirnya bisa membangun satu etalase khusus untuk menjual hasil karya tenunnya.
Dia berharap agar program bantuan itu bisa dilanjutkan, karena saat pinjamannya sisa dua bulan lagi akan lunas. Dia bermimpi karya tangannya bisa dijual hingga ke provinsi lainnya di Indonesia setelah ke Ambon, Bali dan Merauke.
Baca juga: Pemprov NTT apresiasi bazar UMKM bertajuk Pesona Timur Indonesia di Labuan Bajo
Baca juga: Menteri UMKM bilang penghentian sementara InterActive QRIS tidak merugikan UMKM