Pola perdagangan picu DBD di Manggarai Barat

id MARIA

Pola perdagangan picu DBD di Manggarai Barat

Wakil Bupati Manggarai Barat di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur Maria Geong. (ANTARA Foto/ist)

salah satu faktor yang memicu terjadinya DBD di Manggarai Barat saat ini, karena pola perdagangan yang dilakukan masyarakat kota ke pasar-pasar tradisional yang ada di desa-desa tanpa memperdulikan segi higenitas.
Kupang (ANTARA News NTT) - Wakil Bupati Manggarai Barat Maria Geong menilai salah satu faktor yang memicu terjadinya deman berdarah dengue (DBD) di Manggarai Barat saat ini, karena pola perdagangan yang dilakukan masyarakat kota ke pasar-pasar tradisional yang ada di desa-desa tanpa memperdulikan segi higenitas.

"Saya melihat pola perdagangan masyarakat kota ke desa juga menjadi pemicu penyebaran DBD sehingga butuh perjuangan yang sangat keras untuk bagaimana memutuskan mata rantai masalah tersebut," kata Mari Geong kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, Selasa (26/2).

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat yang berpusat di Kota Labuan Bajo, saat ini harus berjuang keras untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit DBD yang menyarang warga di daerah yang dengan obyek wisata seperti Taman Nasional Komodo (TNK) itu.

Ia mengatakan, banyak pedagang dari Kota Labuan Bajo yang setiap hari menjual berbagai produk, seperti ikan, es, dan lainnya ke pasar-pasar di daerah perdesaan. Tanpa disadari bahwa produk-produk tersebut bisa membawa serta telur-telur nyamuk Aedes Aegypti, penyebar virus DBD.

Sementara pasar-pasar di perdesaan itu, kata Maria, umumnya dekat dengan pemukiman warga sehingga sangat rentan tertular DBD, jika sudah ada virus yang menyertainya.

Menurut Maria, pola penularan seperti ini menjadi aspek penting yang perlu mendapat perhatian pemerintah setempat agar DBD tidak menjadi penyakit endemis yang selalu muncul saat pergantian musim.

Karena itu, ia menekankan pentingnya edukasi kepada seluruh elemen masyarakat terkait pola hidup nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD dan bagaimana penularannya. "Setelah KLB DBD berakhir, kami akan membentuk pedoman khusus dalam upaya pencegahannya," kata Maria.

Selama periode Januari-20 Februari 2019 tercatat jumlah DBD di Manggarai Barat mencapai 452 kasus dengan jumlah korban meninggal sebanyak lima orang.

Baca juga: BPJS Kesehatan tidak berlaku saat DBD berstatus KLB
Baca juga: RSUD Komodo kewalahan tangani pasien DBD