Labuan Bajo (ANTARA) - Stasiun Meteorologi Komodo mengimbau warga di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) agar mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi dalam masa pancaroba.
"Perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran di Labuan Bajo, Selasa, (16/4/2024).
Ia menjelaskan kewaspadaan perlu ditingkatkan terlebih warga yang tinggal dan beraktivitas dekat bantaran sungai dan daerah-daerah dengan kemiringan tebing yang cukup curam.
"Agar terhindar dari longsor yang dapat sewaktu-waktu terjadi ketika hujan dalam waktu yang cukup lama," katanya.
Ia menjelaskan saat ini wilayah NTT termasuk Kabupaten Manggarai Barat telah berada pada masa peralihan dari periode musim hujan menuju periode musim kemarau (masa pancaroba).
Cuaca pada masa peralihan musim, lanjut dia, umumnya cerah berawan dan berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat pada siang atau sore hari.
Namun demikian pantauan dari kondisi dinamika atmosfir saat ini terdapat pusaran angin masuk (sirkulasi siklonik) di sekitar wilayah Pulau Flores, sehingga membentuk daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah NTT.
"Hal ini menyebabkan hujan ringan hingga sedang dengan durasi lebih panjang seperti yang saat ini kita rasakan di Manggarai Barat dan sebagian wilayah NTT lainnya," katanya.
Selain itu aktifnya Gelombang Ekuatorial Rossby juga turut memicu pertumbuhan awan signifikan di daerah Labuan Bajo dan sekitarnya.
Sementara itu untuk tinggi gelombang di wilayah perairan sekitar Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo, ia menjelaskan masih berada pada kisaran 0,5 hingga 1,0 meter atau masih dalam kategori rendah.