Kampus harus jadi kekuatan pengawasan partisipatif pemilu

id Bawaslu

Kampus harus jadi kekuatan pengawasan partisipatif pemilu

Para mahasiswa tekun mengikuti sosialisi pengawasan pemilu partisipatif yang diselenggarakan Bawaslu Provinsi NTT, di Kupang, Rabu, (27/2). (ANTARA/Bernadus Tokan)

"Kita berharap pemilu tahun ini adalah pemilu berkualitas dan bermartabat. Jangan sampai kita turut bermain di dalamnya, tanpa memperhatikan soal asas kejujuran dan keadilan," kata Frankie J Salean.
Kupang (ANTARA) - Kupang (ANTARA) - Rektor Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Frankie J Salean mengatakan, kampus harus menjadi kekuatan pengawasan partisipatif dalam pemilu.

"Kita berharap pemilu tahun ini adalah pemilu berkualitas dan bermartabat. Jangan sampai kita turut bermain di dalamnya, tanpa memperhatikan soal asas kejujuran dan keadilan," katanya pada saat berlangsungnya kegiatan sosialisasi dan kerja sama pengembangan pengawasan partisipatif di UKAW Kupang, Rabu (27/2).

Sosialisasi ini dilakukan atas kerja sama dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi NTT.

Dalam materinya tentang Peranan Perguruan Tinggi pada Pengawasan Partisipatif dalam Pemilu 2019, dia mengatakan, kampus juga harus terlibat aktif dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pemilu.

Frankie mengatakan, peran Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) dalam pengawasan Pemilu 2019 didasari pada tugas kampus dalam mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi.

"Mengapa UKAW juga terlibat dalam pengawasan pemilu, karena Tri Dharma PT itu ada tiga, dan salah satunya pengabdian pada masyarakat. Kita turut bergumul dengan persoalan masyarakat termasuk pemilu," katanya menjelaskan.

Baca juga: Bawaslu kawal distribusi logistik pemilu sampai di TPS

Dia menambahkan, saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi Pemilu legislatif dan Pilpres yang dilaksanakan secara serentak pada 17 April 2019.

Sementara di Kampus ada nilai-nilai seperti nilai etika, moral dan tentunya dalam menghadapi pemilu perlu diperhatikan.

"Nilai keadilan dan kejujuran dalam momentum Pemilu juga penting, sehingga civitas akademika pun harus terlibat menjaganya," kata Frankie.

Koordinator Divisi Hubungan Kelembagaan dan Hubungan Lembaga Bawaslu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jemris Fointuna mengatakan, kegiatan ini dalam kerangka meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengawasan tahapan Pemilu presiden, legislatif dan DPD.

Baca juga: Bawaslu ajak masyarakat NTT menjadi pemantau pemilu
Baca juga: Bawaslu NTT rekrut 14.978 pengawas TPS