Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) mengimbau kepada warga Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang yang dapat terjadi dalam bulan Juni 2025.
"Kewaspadaan terhadap potensi hujan lebat, petir, dan angin kencang berdurasi singkat tetap perlu dijaga," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran dihubungi di Labuan Bajo, Minggu.
Ia menambahkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan juga perlu ditingkatkan khususnya di wilayah yang memiliki kerentanan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan jangan mengabaikan potensi kebakaran lahan atau hutan.
Hal tersebut, lanjut dia, karena angin Monsun Australia sudah aktif dan membawa angin yang sifatnya kering kering ketika tidak terjadi hujan.
Ia juga menjelaskan meskipun secara klimatologis wilayah NTT telah memasuki musim kemarau, namun dalam beberapa hari terakhir cuaca yang terjadi justru didominasi oleh hujan intensitas sedang hingga lebat, bahkan disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.
Kondisi ini, kata dia, menunjukkan bahwa kemarau tahun 2025 berpotensi menjadi kemarau basah, yaitu musim kemarau yang masih diselingi curah hujan signifikan akibat pengaruh dinamika atmosfer regional dan global dan diperkirakan kemarau tahun 2025 akan lebih singkat dibanding kemarau 2024.
Ia juga mengatakan hujan yang masih terjadi di NTT pada akhir Mei 2025 merupakan hasil interaksi kompleks dari dinamika atmosfer lokal dan regional, bukan sekadar anomali sesaat.
"Fenomena ini menunjukkan bahwa musim kemarau tahun ini tidak sepenuhnya kering, melainkan tetap berpotensi diselingi oleh hujan akibat kemarau basah, yang dipengaruhi oleh kondisi laut dan atmosfer yang masih aktif mendukung pembentukan hujan bahkan cuaca buruk," katanya.