Warga Sumba Barat Daya dilatih kembangkan usaha pariwisata

id Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Data

Warga Sumba Barat Daya dilatih kembangkan usaha pariwisata

Sejumlah warga membuat suvenir dalam pelatihan kepariwisataan yang digelar Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT selama 17-21 Juni 2019. (ANTARA FOTO/Dok. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Barat Daya)

Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya menggelar pelatihan bagi 75 warganya agar mampu mengembangkan usaha di bidang pariwisata, khususnya di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya menggelar pelatihan bagi 75 warganya agar mampu mengembangkan usaha di bidang pariwisata, khususnya di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Pelatihan yang kami lakukan ini berupa managemen pengelolaan penginapan ataupun pondok wisata serta pembuatan cenderamata dengan menggunakan bahan-bahan alami," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Barat Daya Christofel Horo ketika menghubungi ANTARA di Kupang, Kamis (20/6).

Ia menjelaskan pelatihan berlangsung 7-21 Juni 2019 dengan melibatkan 75 warga yang tinggal di berbagai objek wisata, seperti wisata alam, wisata bahari, kampung adat yang tersebar di Sumba Barat Daya.

Para peserta juga dilatih untuk membuat aneka suvenir dari bahan-bahan alamiah, seperti limbah kain tenun ikat, kulit jagung, karung goni untuk menghasilkan berbagai produk yang bernilai ekonomi.

Christofel mengatakan pemerintah daerah setempat ingin menyiapkan sumber daya manusia bidang pariwisata yang memadai melalui pelatihan-pelatihan seperti itu.

Ia mengatakan pada 2018 juga digelar pelatihan bagi pemandu wisata dengan peserta 50 orang yang berasal dari semua kabupaten se-daratan Pulau Sumba.

Baca juga: ASITA kritik pungli di Sumba Barat Daya

"Walaupun agak terlambat tapi kami terus fokus menyiapkan SDM. Promosi pariwisata juga dilakukan, namun fokus utama kami memastikan SDM kita betul-betul siap menyambut wisatawan," kata dia.

Dia menjelaskan pelatihan itu juga sebagai bentuk pembinaan mental bagi warga sebagai insan pariwisata untuk ikut serta menjaga dan mengelola berbagai objek wisata yang ada di daerah tersebut untuk mengurangi praktik pungli di berbagai objek wisata yang ada.

"Dengan dibekali pelatihan seperti ini diharapkan usaha ekonomi warga bisa tumbuh sebagai dampak dari perkembangan pariwisata sehingga mereka juga merasa memiliki dan menjaga setiap objek wisata dengan baik," demikian Christofel Horo.

Baca juga: Pihak terkait dilibatkan dalam mengatasi pungli di SBD
Baca juga: Asita NTT minta bupati SBD atasi pungli di lokasi objek wisata