Gerindra-PKS akan mengambil sikap jadi oposan

id Jokowi

Gerindra-PKS akan mengambil sikap jadi oposan

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) bersama Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) memberikan orasi politik saat kampanye terbuka di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/4/2019). (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/ama)

Jokowi-Amin tidak harus membuka ruang bergabungnya partai oposan, namun membiarkan oposan hidup dalam ruang demokrasi sebagai penyeimbang kekuasaan.
Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang MSi mengatakan, Partai Gerindra dan PKS akan mengambil sikap tegas untuk tetap berada di luar kekuasaan dan menjadi oposan.

"Sedangkan, PAN dan Demokrat akan merapat ke Jokowi-Amin,dan sinyal akan bergabungnya kedua partai pendukung Prabowo-Sandi itu, jauh-jauh hari telah membangun komunikasi politik dengan Jokowi," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Sabtu (29/6).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan sikap politik partai pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK).

"Menurut saya, Partai Gerindra dan PKS akan mengambil sikap tegas tetap berada di luar kekuasaan dan menjadi oposan, sedangkan PAN dan Demokrat akan merapat ke parpol koalisi pendukung Jokowi-Amin," katanya.

Baca juga: Jokowi diminta bersihkan ruang publik dari hoaks
Presiden Jokowi menghadiri KTT G20 hari kedua di Osaka Jepang, Sabtu (29/6/2019). (ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres RI)

Bagi Ahmad Atang, sikap partai politik pendukung Prabowo-Sandi yang bergabung dengan kekuasaan, memiliki perhitungan politik soal untung dan rugi jika berada di luar kekuasaan, dan berada dalam kekuasaan dianggap lebih nyaman dibanding berada di luar kekuasaan.

Sedangkan partai Gerindra dan PKS tetap mempertahankan sikap politik sebagai oposan dan berada diluar kekuasaan karena hal ini terkait dengan martabat politik. "Bagi saya, oposan perlu dipelihara untuk melakukan kontrol terhadap kekuasaan," katanya.

Karena itu, Jokowi-Amin tidak harus membuka ruang bergabungnya partai oposan, namun membiarkan oposan hidup dalam ruang demokrasi sebagai penyeimbang kekuasaan.
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto bersama Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno dan pimpinan parpol koalisi Indonesia Adil dan Makmur memberikan keterangan pers di Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (27/6/2019). (ANTARA FOTO/Imam B)