NTT segera ekspor kelor ke Jepang pada September 2019

id Produksi kelor NTT

NTT segera ekspor kelor ke Jepang pada September 2019

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sinun Petrus Manuk. (Antara foto/Benediktus Jahang)

"Target kami September tahun ini akan ekspor kelor ke Jepang sebanyak 10 ton sebagai uji coba," kata Sinun Petrus Manuk kepada ANTARA terkait rencana mengekspor tepung kelor ke negeri Sakura Jepang.
Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sinun Petrus Manuk mengemukakan bahwa pemerintah setempat akan melakukan uji coba ekspor tepung kelor ke Jepang pada September 2019.

"Target kami September tahun ini akan ekspor kelor ke Jepang sebanyak 10 ton sebagai uji coba," katanya kepada ANTARA di Kupang, Senin (15/7) terkait rencana Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengekspor tepung kelor ke negeri Sakura Jepang.

Petrus Manuk menjelaskan tepung kelor yang diekspor merupakan produksi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) M'rian di Desa Kufeu, Kecamatan Io Kufeu, Kabupaten Malaka, Pulau Timor. 

"Tepung kelor dari Kufeu ini sudah diteliti tim dari Jepang dan hasilnya berupa kelor organik yang sesuai dengan kebutuhan pasar mereka," katanya dan menambahkan pasokan kelor yang diminta dari negeri Sakura Jepang itu sebanyak 40 ton per minggu.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah provinsi bersama pemerintah daerah hingga tingkat desa serta pengelola BUMDes tengah serius mendorong peningkatan kapasitas produksi tepung kelor.

"Kami fokus perluasan lahan produksi yang saat ini sudah ada sekitar 80 hektare, selain itu juga mengadakan fasilitas penunjang berupa rumah pengering dan mesin penepung," katanya.

Ia menambahkan permintaan terhadap tepung kelor dari Nusa Tenggara Timur tidak hanya datang dari negeri Sakura Jepang, tetapi juga dari negeri jran Papua Nugini (PNG) sebanyak 100 ton per bulan.

"Permintaan dari Papua Nugini ini juga bisa dipenuhi ketika produksinya sudah kuat. Untuk sementara kami target ekspor ke Jepang sambil mempersiapkan berbagai upaya peningkatan produksi untuk menjawab permintaan dari negara lain," katanya.
Sayur daun kelor menjadi salah satu alternatif mencegah stunting karena kandungan gizinya yang cukup tinggi (ANTARA FOTO/istimewa)