Jakarta (ANTARA) - Pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus Pemerintah tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing, namun juga pemerataan hasil-hasil pembangunan di luar Pulau Jawa, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di Kawasan Timur Indonesia (KTI), Kementerian PUPR dalam periode 2015-2019 telah membangun sejumlah infrastruktur berskala besar seperti bendungan dan jalan, juga infrastruktur kerakyatan yang langsung dirasakan manfaatnya seperti jembatan gantung, penataan kawasan, dan bantuan perumahan.
"Pembangunan infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia, termasuk di Provinsi NTT akan terus ditingkatkan, baik yang sudah dalam proses pengerjaan dan yang akan baru dibangun," kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) John Wempi Wetipo dalam keterangan resmi yang di terima di Jakarta, Kamis (28/11).
"Saya mengajak para pimpinan daerah yakni gubernur, wali kota, dan bupati untuk terus mendukung pembangunan khususnya dalam hal pembebasan lahan," katanya menambahkan.
Wamen Wempi menyampaikan sejumlah capaian pembangunan infrastruktur yang dibangun Kementerian PUPR, salah satunya pembangunan tujuh bendungan di NTT yakni Raknamo dan Rotiklot yang sudah rampung dan akan menyusul Napun Gete, Temef, Mbay, Manikin dan Welekis.
Ketujuh bendungan itu diproyeksikan akan menampung 188 juta meter kubik volume air yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi, sumber air baku, pembangkit listrik dan pariwisata.
Selain bendungan, Kementerian PUPR juga membangun embung di NTT. Dalam kurun waktu 2015-2018 telah dibangun embung di 288 lokasi dengan biaya Rp665,2 miliar.
"Permasalahan air memang menjadi perhatian di NTT, untuk itu saya sampaikan jika memang ada kebutuhan terkait pemenuhan air baku termasuk untuk lingkungan kampus, silahkan disampaikan jika membutuhkan dukungan Kementerian PUPR," ujar Wamen Wempi.
Pembangunan kawasan perbatasan dikatakan Wamen Wempi juga menjadi prioritas Kementerian PUPR dalam lima tahun terakhir. Pembangunan jalan perbatasan RI-Timor Leste di NTT sepanjang 176,2 Km telah tersambung.
Di bidang konektivitas, Kementerian PUPR juga membangun dua jembatan gantung di NTT, yakni Jembatan Gantung Welamosa di Kabupaten Ende sepanjang 90 meter dan Jembatan Gantung Kali Nyonya Kota Kupang sepanjang 72 meter.
Selain konektivitas di perbatasan, Kementerian PUPR pada 2015-2019 juga telah menyelesaikan 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dimana 3 di antaranya berada di NTT yakni Wini, Mota Ain dan Motamasin.
Untuk selanjutnya juga direncanakan akan dibangun beberapa PLBN di Provinsi NTT seperti Napan di Kabupaten Timo Tengah Utara serta Oepoli di Kapaten Kupang .
Untuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo, pada tahun 2019 Kementerian PUPR menganggarkan Rp77,2 miliar yang digunakan untuk pembangunan jalan dan jembatan sebesar Rp66,1 miliar, permukiman Rp9,3 miliar serta perumahan sebesar Rp1,75 miliar.
Kemudian pada tahun 2020 dianggarkan sebesar Rp979,3 miliar yang mencakup pembangunan bidang Sumber Daya Air sebesar Rp67,7 miliar, jalan dan jembatan sebesar Rp418,7 miliar, permukiman Rp360,4 miliar, serta perumahan sebesar Rp131,3 miliar.
Di bidang perumahan, Kementerian PUPR telah membangun dua Rumah Susun (rusun) di Provinsi NTT yakni satu Rusun TNI di Kota Kupang dan Rusun Mahasiswa Universitas Tribuana Kalabahi di Kabupaten Alor.
Pemerintah tingkatkan pembangunan infrastruktur di NTT
"Saya mengajak para pimpinan daerah yakni gubernur, wali kota, dan bupati untuk terus mendukung pembangunan khususnya dalam hal pembebasan lahan," kata Wamen PUPR John Wempi Wetipo.