Masyarakat Flores Timur diimbau tak terprovokasi peristiwa Sagu

id Pilkades Sagu

Masyarakat Flores Timur diimbau tak terprovokasi peristiwa Sagu

Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan).

Namun, korelasi antara peristiwa penutupan fasilitas umum seperti Puskesmas, sejumlah SD dan Kantor Desa Sagu oleh oknum yang kalah dalam Pilkades Sagu, belum diketahui secara jelas.
Kupang (ANTARA) - Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli mengimbau warga masyarakat setempat agar tindak terprovokasi dengan peristiwa penutupan sejumlah fasilitas umum di Desa Sagu, Kecamatan Adonara, Pulau Adonara oleh warga yang belum mau menerima hasil Pilkades setempat.

Namun, korelasi antara peristiwa penutupan fasilitas umum seperti pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), sejumlah Sekolah Dasar (SD) dan Kantor Desa Sagu oleh oknum yang kalah dalam Pilkades Sagu, belum diketahui secara jelas.

“Karena itu, masyarakat perlu tenang dan jangan mudah terprovokasi untuk anarkis terkait masalah di Desa Sagu itu,” kata Agustinus Payong Boli ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (18/12).

Dia mengatakan, pemerintah daerah akan memfasilitasi upaya penyelesaian persoalan tersebut dengan mencari jalan keluar terbaik untuk semua pihak

Pemerintah daerah, kata dia, akan menggunakan pendekatan budaya Lamaholot untuk menyelesaikan persoalan yang sedang terjadi di Desa Sagu itu.

Payong Boli menyebutkan sebuah filosofis budaya masyarakat Lamaholot yang digunakan dalam penyelesaian persoalan yakni pupu hugu tobo baun hama-hama tutu marin umeng lamak lewo tana Sagu, puken tite kakan kerun arin baki”.

Baca juga: Protes hasil pilkades Sagu, warga tutup sekolah dan puskesmas

Artinya, kata dia, berbagi pihak perlu duduk bersama untuk menyampaikan isi hati sebagai saudara kakak-adik dengan penuh kesejukan dan kedamaian demi mengutamakan kepentingan banyak orang.

“Karena itu kami minta warga tetap tenang dan biarkan pemerintah daerah yang memfasilitas penyelesaian persoalan ini,” katanya.

Kapolres Flores Timur AKBP Deny Abrahams mengatakan penutupan sejumlah fasilitas umum itu berkaitan dengan tuntutan dari petahana Kepala Desa Sagu Ridwan Bapa Kamba yang merasa dirugikan dalam Pilkades tersebut.

Deny menjelaskan, pelaksanaan Pilkades tersebut dianggap Ridwan Bapa Kamba dan kelompoknya telah terjadi kecurangan yang dilakukan pihak penyelenggara.

Karena itu, lanjut Deny, Ridwan Bapa Kamba bersama kelompoknya meminta agar pelantikan Kepala Desa Sagu terpilih atas nama Taufik Nasrun tidak dilaksanakan karena pelaksanaannya dinilai penuh dengan kecurangan.

“Bentuk protes mereka adalah dengan menutup sejumlah fasilitas umum, karena merasa diri sebagai tuan tanah di wilayah Sagu, meski tidak ada korelasinya antara aksi penutupan itu dengan pesta Pilkades Sagu," katannya.

Informasi yang dihimpun Antara menyebutkan Ridwan Bapa Kamba merupakan salah satu calon yang ikut bertarung dalam Pilkades Sagu, namun kalah dalam pertarungan tersebut. Pertarungan Pilkades Sagu dimenangkan oleh Taufik Nasrun.