Atambua (Antara NTT) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
menginisiasi kolaborasi musik tradisional sasando dan musik modern
melalui konser yang segera akan digelar di Kota Kupang, ibu kota Nusa
Tenggara Timur.
"Pergelaran kolaborasi musik tradisional dan modern itu melibatkan
100 orang pemain sasando, dan 25 pemusik modern pimpinan Dwiki Darmawan
dan akan dibuka resmi oleh Wakil Menteri Pariwisata RI, Sapta Nirwanda,"
kata Kepala Seksi Saran Promosi Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur,
Bonaventura Rumat yang menghubungi ANTARA, Sabtu.
Menurut dia, konser yang mulai diperluas dengan melibatkan musisi
modern yang terkenal tersebut, selain untuk mempromosikan alat musik
asli Nusa Tenggara Timur sebagai alat musik dunia, juga untuk tetap
melestarikannya agar tidak ditinggalkan generasi bangsa dan para
pencinta musik tradisional.
Dia mengatakan, dari aspek pengakuan, alat musik sasando, telah
mendapatkan penetapan hak paten sebagai alat musik tradisional oleh
lembaga internasional yang mengurus tentang kebudayaan (UNESCO) sebagai
alat musik khas dan budaya provinsi kepulauan itu.
Oleh karena itu, kata Bonaventura, sebagai masyarakat ada kewajiban
selain untuk mempertahankan pengakuan dan pencitraan yang sudah
diberikan tersebut, tetap juga terus mempromosikan agar terus menjadi
daya tarik bagi penikmat insan musik dunia.
Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya yang dihubungi terpisah
berharap konser musik tradisional sasando yang berkolaborasi dengan
alat musik tradisional nantinya, bisa dilakukan secara berkelanjutan,
terus menerus dan tetap, dalam upaya melestarikan dan mempromosikan alat
musik sejenis harpa khas provinsi kepulauan ini.
Dia mengatakan, kekhawatiran pemerintah dan masyarakat NTT terhadap
kepunahan alat musik tradisional sasando di provinsi tersebut selalu
terlintas.
Dan karena itu lanjut Lebu Raya upaya konkret yang dilakukan
pemerintah bersama masyarakat di wilayah ini adalah dengan menggelar
sejumlah kegiatan promosi baik di tingkat lokal, nasional maupun
internasional, demi menggairahkan semangat para pemilik dan pemain
sasando untuk lebih giat dan terus mendalamai petikan alat tersebut
untuk dijual sebagai bagian dari promosi kebudayaan dan pariwisata di
NTT.
Selain melakukan sejumlah kegiatan promosi dengan sejumlah kegiatan
di antaranya festival sasando, kata Lebu Raya, dimungkinkan seni musik
petik sasando itu juga dimasukkan dalam salah satu bagian dari mata
pelajaran di sekolah-sekolah sebagai bagian dari muatan lokal pelajaran
para siswa.
Dengan sejumlah kegiatan tersebut, diharapkan bisa memberikan dampak
baik dan postif demi pengembangan dan pelestarian alat musik sasando
tersebut di Nusa Tenggara Timur, di nasional maupun di dunia
internasional, sehingga bisa menarik minat para penikmat untuk datang
dan menikmatinya di daerah ini.
"Kalau semua orang dari seluruh penjuru dunia datang dan ingin
menikmati alat musik tersebut di NTT, maka akan sangat berdampak baik
bagi perkembangan pembangunan termasuk ekonomi masyarakat di daerah
ini," kata Lebu Raya.
Berita Terkait
KOEPAN FESTIVAL SAMBUT HUT KOTA KUPANG
Selasa, 23 April 2024 10:35 Wib
Galeri Indonesia Kaya perkenalkan alat musik NTT melalui Sasando Rhapsody
Minggu, 16 Juli 2023 8:59 Wib
Melestarikan musik Sasando sebagai warisan budaya unik dari NTT
Minggu, 23 Oktober 2022 20:40 Wib
Rote Ndao komitmen lestarikan Sasando lewat sanggar musik
Kamis, 29 September 2022 12:25 Wib
Konser 1.000 Sasando di Labuan Bajo dapat Rekor MURI
Kamis, 29 September 2022 4:54 Wib
Wagub NTT bilang WIPO akui musik Sasando milik Indonesia
Jumat, 16 September 2022 16:13 Wib
Menyulap sasando jadi instrumen elektrik agar
Rabu, 10 Agustus 2022 16:37 Wib
Petikan Sasando awali pertemuan ketiga DEWG G20 di Labuan Bajo
Rabu, 20 Juli 2022 18:29 Wib