Kupang (ANTARA) - Kepala Rutan Kelas II B Kupang Yohanis Varianto mengatakan pihaknya terus meningkatkan layanan kepada para pengunjung yang hendak bertemu dengan para tahanan di rumah tahanan negara tersebut.
"Ada beberapa upaya perbaikan yang sudah kami lakukan seperti mengubah waktu kunjungan dari tiap hari menjadi hanya Senin-Jumat," kata Varianto kepada Antara di Kupang, Jumat (28/2).
Dia menjelaskan, sebelumnya waktu kunjungan terhadap warga binaan di Rutan Kupang berlangsung sangat terbatas yakni untuk narapidana pada setiap hari Senin pada Rabu, sedang untuk tahanan pada setiap hari Selasa, Kamis, Jumat.
"Sementara, untuk lama kunjungan kami tingkatkan menjadi 20 menit dari sebelumnya hanya 15 menit," ujarnya.
Yohanis Varianto yang baru sebulan menjabat sebagai Kepala Rutan Kelas II B Kupang itu menjelaskan, kebijakan tersebut diterapkan mengingat banyak sanak keluarga dari warga binaan yang berada di luar Kota Kupang.
"Jadi ketika mereka datang harus mendapat surat izin dari pihak yang menahan tetapi ketika sampai di sini waktu kunjungan sudah habis sehingga harus menunggu hari lain sesuai jadwal," katanya.
"Kami melihat saudara-saudara seperti itu kasihan juga karena mereka korbankan waktu dari jauh, terus biaya karena harus menginap lagi di sini, makanya kami berikan waktu Senin-Jumat kepada seluruh warga binaan kami," katanya.
Mantan Kepala Seksi Pembinaan Napi dan Anak Didik di Lapas Nusakambangan, Jawa Tengah itu mengatakan, upaya peningkatan pengawasan juga tetap dilakukan sesuai prosedur yang berlaku selama ini di Rutan.
Selain perubahan jadwal, perbaikan juga dilakukan untuk fasilitas penunjang seperti penambahan loket pelayanan menjadi dua loket, ruang tunggu, tempat laktasi untuk ibu-ibu yang menyusui.
Selain itu, lanjut dia, di bagian dalam Rutan juga dibangun taman serta tempat bermain anak sehingga lebih ramah bagi para pengunjung yang datang membawa anak-anak.
Menurut dia, perbaikan layanan kunjungan ini sebagai bagian dari upaya menuju zona integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
"Di sisi lain kami juga ingin mengubah pandangan masyarakat yang selama ini hanya menyebut penjara itu tempat yang menyeramkan dan penuh siksaan, tetapi kami mau tunjukan bahwa penjara itu tempat yang menyenangkan," katanya.