Program Kampung KB Tekan Pertumbuhan Penduduk
"Kampung KB tidak sekedar dicanangkan, tapi harus dilakukan berbagai kegiatan pendampingan di tempat itu. Sehingga program KB benar-benar sukses di kampung itu," kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya.
Kupang, (Antara NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan, program kampung keluarga berencana (KB) yang ditargetkan BKKBN sebanyak 7.166 desa dan kecamatan di seluruh Indonesia pada 2017 berkaitan erat dengan upaya mensejahterakan masyarakat dan pengurangan kemiskinan.
"Perlu ada sosialisasi, edukasi dan kerja sama berbagai pihak untuk mewujudkannya sebagai cara lain membangun dan mensejahterakan masyarakat di daerah ini," katanya di Kupang, Jumat, (9/6).
Gubernur Lebu Raya mengatakan sudah lama meminta perhatian serius terhadap pembangunan program kampung keluarga berencana atau oleh Perwakilan BKKBN NTT disebut dengan nama Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Sebab menurut dia, program ini ada kaitannya dengan upaya mensejahterakan masyarakat dan pengurangan kemiskinan.
"Saya pernah tawarkan kepada BKKBN Perwakilan NTT agar pendamping anggur merah di seluruh desa diberi pelatihan sehingga mereka dapat melakukan sosialisasi KB. Begitu juga dengan kader posyandu dan PKK di desa-desa, tetapi belum ada jawaban," katanya.
Gubernur juga meminta pemerintah kabupaten/kota, untuk tidak terpaku pada jumlah Kampung KB yang telah ada.
Sebaliknya, mereka diharapkan berinisiatif untuk menambah Kampung KB di daerah yang dipandang perlu. Seperti di daerah kumuh, tertinggal, terpinggirkan dan kampung nelayan.
"Kampung KB tidak sekedar dicanangkan, tapi harus dilakukan berbagai kegiatan pendampingan di tempat itu. Sehingga program KB benar-benar sukses di kampung itu," katanya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Kresaputra sebelumnya menyebutkan pada 2016 telah dibentuk 54 Kampung KB.
Tahun 2017, diharapkan dapat terbentuk Kampung KB sebanyak 3016 atau satu Kampung KB di setiap Kecamatan.