Media Diharapkan Jadi Penghalau Radikalisme

id Literasi

Media Diharapkan Jadi Penghalau Radikalisme

Gubernur NTT Frans Lebu Raya

"Ini penting karena penyebaran paham radikal ini sudah masif terjadi bahkan sudah melalui media sosial yang ada," kata Gubernur Lebu Raya.
Kupang (Antara NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya berharap perusahaan media dan jurnalis bisa menjadi penghalau penyebaran radikalisme di provinsi berbasis kepulauan ini.

"Ini penting karena penyebaran paham radikal ini sudah masif terjadi bahkan sudah melalui media sosial yang ada," kata Gubernur Lebu Raya pada pembukaan Literasi Media Sebagai Upaya Cegah Tangkal Radikalisme dan Terorisme di Kupang, Kamis.

Kegiatan Literasi Media itu merupakan kerja sama antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme di Nusa Tenggara Timur.

Menurut dia, media sosial sudah sangat masif dipakai untuk menyebar sejumlah unsur teror kepada masyarakat, termasuk juga upaya membangun dan menyebar paham terorisme secara masif.

Oleh karenannya penting untuk dilakukan penangkalan dan pencegahan agar upaya masif itu bisa menjadi tertangkal.

"Masyarakat harus diberi pemahaman yang positif untuk kepentingan kedamaian dan ketentraman di tengah masyarakat," katanya.

Memang diakuinya provinsi selaksa nusa itu hingga saat ini masih terlapor aman dan terkendali, namun bukan berarti harus terdiam dan menikmati kondisi itu.

Diperlukan sebuah upaya yang juga masif untuk menangkal dan mencegah penyebaran paham radikal dan teror di daerah ini.

Nusa Tenggara Timur dengan 1.192 pulau yang berbhineka suku, agama, ras dan budaya itu sejak dulu sampai saat ini masih terus terjaga keamanan dan kedamaiannya.

Hal itu harus dipahami sebagai sebuah kekayaan dan potensi untuk pengembangan dan pelaksanaan sejumlah program pembangunan daerah ini.

Komitmen NTT untuk tetap menjaga kebhinekaan sebagai sebuah potensi itu harus terus didukung semua pihak, termasuk media dalam sejumlah peliputan dan pemberitaannya agar masyarakat tetap memperkuat kebersamaan di antara sesama di daerah ini.

"Kalau media berbelok arah maka tentu masyarakat akan bisa terpecah-pecah," katanya berharap.

Media juga harus memberikan pemahaman dan sosialiasi yang positif agar masyarakat tetap berpaham positif untuk mencegah dan menangkal paham radikal dan teror di daerah.

Media sosial yang sudah masif berkembang dengan kemajuan teknologi yang ada, harus dimanfaatkan secara positif dan itu harus ada pemahaman positif dari masyarakat.

"Ini peran media dalam leiterasi ini," katanya dan mengharapkan agar kegiatan literasi ini sebagai salah satu upaya cegah tanggal terhadap bahaya radikalisme dan terorisme di NTT.