15 Bandara Siap Layani Pemudik Lebaran

id Bandara

15 Bandara Siap Layani Pemudik Lebaran

Bandara internasional El Tari Kupang

15 bandar udara di NTT siap melayani pemudik Lebaran 1438 H, baik yang datang maupun yang berangkat untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman..
Kupang (Antara NTT) - Kepala Dinas Perhubungan Nusa Tenggara Timur Richard Djami mengatakan 15 bandar udara di NTT siap melayani pemudik Lebaran 1438 H, baik yang datang maupun yang berangkat untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman..

Kepada Antara di Kupang, Minggu, Richard mengatakan dari 15 bandara tersebut, baru dua bandara di antaranyab berstatus bandara internasional, yakni Bandara El Tari Kupang dan Bandara Komodo di Labuan Bajo, Pulau Flores bagian barat, sedang 13 bandara lainnya merupakan bandara domestik.

Di Pulau Flores, terdapat enam bandara yaitu bandara Komodo di Labuan Bajo, Frans Sales Lega di Ruteng, Soa di Bajawa, H Hasan Aroeboesman di Ende, Frans Seda di Maumere dan Gewayantana di Larantuka.

Sementara, Pulau Sumba hanya memiliki dua bandara saja, yakni Bandara Tambolaka di Sumba Barat Daya serta Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu, Sumba Timur.

Sedangkan di Pulau Timor juga mempunyai dua bandara yaitu bandara El Tari di Kupang dan bandara Haliwen di Atambua, berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.

Khusus untuk pulau-pulau Alor, Lembata, Rote dan Sabu masing-masing mempunyai satu bandara yaitu bandara Mali di Kalabahi, Wunopito di Lewoleba, Lekunik di Rote dan Tardamu di Sabu.

Ia menyebut jumlah penumpang angkutan udara yang datang ke NTT pada bulan April 2017 sebanyak 137.490 orang atau meningkat jika dibandingkan dengan jumlah penumpang angkutan udara yang datang ke NTT pada bulan Maret 2017 sebanyak 133.668 orang.

Demikian pula katanya jumlah penumpang yang berangkat dari NTT menuju ke berbagai daerah lain di Tanah Air sebanyak 139.032 orang atau meningkat apabila dibandingkan dengan jumlah penumpang yang berangkat pada Maret sebanyak 133.171 orang.

"Arus datang dan berangkat penumpang tersebut di atas melalui 14 Bandar Udara sipil yang ada di NTT dengan samplping jumlah empat bandara yang bervariasi antara Maret dan April 2017," katanya.

Dia mencontohkan pada April 2017 jumlah penumpang datang dan berangkat terbanyak adalah Bandara Eltari (53,52 persen), Komodo (12,34 persen), H. Aroeboesman (6,17 persen), dan Frans Seda (5,53 persen).

Sementara katanya pada Maret 2017, empat bandara sipil dengan jumlah penumpang datang dan berangkat terbanyak adalah Bandara El Tari (55,39 persen), Komodo (11,63 persen), H. Aroeboesman (5,64 persen), dan Frans Seda (5,18 persen).

"Jadi apabila dibandingkan periode ynag sama tahun lalu juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 79,24 persen," ujarnya. 

Tambah penerbangan
Sementara itu, sejumlah maskapai penerbangan di Bandar Udara El Tari Kupang tengah merancang penambahan jadwal penerbangan untuk mengatasi kepadatan penumpang menjelang dan pada saat puncak Lebaran 1438 Hijriah.

"Penambahan penerbangan (extra flight) dari Bandara El Tari Kupang, merupakan solusi tepat untuk mengatasi kepadatan penumpang selama mudik Lebaran tahun ini," kata General Manager PT Angkasa Pura Bandara El Tari Wahyudi.

Bukan saja itu (penambahan penerbangan), menurut dia, pesawat Batik Air yang terbang dini hari ditutup karena low season atau musim sepi, sekarang permintaan meningkat sehingga dibuka kembali.

Sedangkan pesawat Batik Air lainnya yakni Airbus ID 7349 yang berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta pukul 18.00 WIB, masih beroperasi seperti biasa.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Lion Air Bandara El Tari Kupang, Rynus di Kupang, mengatakan extra flight Lion Air untuk rute Kupang -Surabaya - Jakarta dengan Pesawat Boeing 737-900 ER.

"Penambahan jadwal penerbangan tersebut kemungkinan akan menggunakan pesawat JT 697 dari Bandara El Tari Kupang mulai pukul 17.30 Wita," katanya.

Penambahan penerbangan tersebut, katanya, akan berdampak terhadap penambahan jumlah penerbangan pesawat Lion Air ke Bandara El Tari menjadi empat kali dalam sehari.

Tiga penerbangan lainnya yakni JT 691 rute Kupang-Surabaya, JT 695 dan JT 693 rute Kupang-Surabaya-Cengkareng, dan JT 925 rute Kupang-Denpasar-Solo.

Selain itu, katanya, rute Kupang-Makassar yang selama ini diterbangi hanya satu kali, bertambah menjadi dua kali mengunakan pesawat Wings Air ATR 72.

Kepala Dinas Perhubungan Nusa Tenggara Timur Richard Djami mengatakan 15 bandar udara di NTT siap menyambut penumpang yang datang dan berangkat ke berbagai daerah di Tanah Air pada hari raya Lebaran 1438 Hijriah.

"Propinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai banyak bandara di wilayahnya dan saat ini tedapat 15 bandara yang kesemuanya beroperasi melayani arus mudik dan arus balik Lebaran 2017 ," katanya.

Armada laut siap
Richard Djami menambahkan sejumlah pelabuhan laut di daerah berbasis kepulauan ini siap menyambut kedatangan kapal pembawa pemudik Lebaran 2017.

"Jumlah pelabuhan laut di wilayah NTT baik pelabuhan utama, pengumpul maupun pengumpan sebanyak 88 pelabuhan. Sedangkan pelabuhan penyeberangan sebanyak 21 pelabuhan," katanya di Kupang, Minggu.

Pelabuhan-pelabuhan ini katanya selalu disinggahi 13 kapal fery, yakni 10 kapal milik PT ASDP dan tiga unit kapal milik pemerintah yang pengelolaannya diserahkan kepada PT Ferry Indonesia Cabang Kupang. 

Selain itu juga katanya pelabuhan-pelabuhan sejenis selama ini sering disinggahi enam kapal perintis atau lintasan penugasan seperti kapal Berguna, Nangalala, dan Sabuk Nusantara. 

Pelabuhan sebagai sarana transportasi laut ini juga sering disinggahi oleh kapal komersial milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Dinas Perhubungan dalam rencana induk pengembangan pelabuhan akan membangun 34 pelabuhan di daerah yang memiliki potensi ekonomi cukup baik.

"Dalam rencana induk pengembangan pelabuhan, telah ditetapkan lokasi pelabuhan pada daerah atau titik yang akan dibangun pelabuhan. Dia menyebut di Kabupaten Flores Timur, direncanakan akan dibangun 10 pelabuhan, baik di Pulau Adonara maupun di Pulau Flores.

Selain itu ada yang dibangun di daratan Pulau Timor seperti di Kolbano, Boking Kabupaten Timor Tengah Selatan dan jembatan di kali Maubesi Kabupaten Timor Tengah Utara. 

"Sistim yang dipakai dalam membangun bandara, bukan hanya aspek atau potensi laut yang diperhatikan tapi interkoneksi dengan potensi di darat," katanya.

Keberadaan sebuah pelabuhan laut katanya selalu diperhitungkan dengan jarak dengan pemukiman penduduk dan potensi daerah yang akan menggunakan pelabuhan dimaksud. 

Sehingga kapal yang menyinggahi pelabuhan itu, tidak hanya menurunkan barang atau orang tapi apa yang bisa diangkut dari daerah itu untuk diantarpulaukan.

Tentang pelabuhan mana yang akan diprioritaskan dari 34 pelabuhan yang masuk dalam rencana induk pengembangan dimaksud, mantan Kepala Dinas Kominfo NTT ini menyampaikan, semuanya mendapat prioritas. Walau demikian, harus juga disinergiskan dengan transportasi darat bahkan transportasi udara.

Interkoneksitas menjadi salah satu pertimbangan dalam pembangunan pelabuhan laut dimaksud. Karena sistem kerja yang dipakai dalam membangun pelabuhan bukan karena ada anggaran tapi pada aspek kebutuhan masyarakat. 

"Prinsip hadirnya transportasi laut yang didukung dengan pelabuhan adalah mudah dan murah akan dinikmati masyarakat dengan aman, nyaman dan selamat," katanya.

Ia mengatakan sebagai provinsi bercirikan kepulauan, laut menjadi urat nadi transportasi yang murah dan terjangkau. 

Dengan harapan, semua kapal yang menyinggahi setiap pelabuhan, bisa menurunkan dan mengangkut komoditas pertanian dan perkebunan untuk diantarpulaukan.