OJK sebut NTT segera luncurkan program kredit melawan rentenir

id NTT,TPAKD NTT,OJK NTT,Bank NTT,Kredit murah

OJK sebut NTT segera luncurkan program kredit melawan rentenir

Kepala Kantor OJK NTT, Robert Sianipar. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Program kredit melawan rentenir ini digagas untuk meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat terutama pada sektor mikro maupun ultra mikro

Kupang (ANTARA) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Timur Robert Sianipar mengatakan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) NTT segera meluncurkan program kredit melawan rentenir untuk meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat.

"Program kredit melawan rentenir ini digagas untuk meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat terutama pada sektor mikro maupun ultra mikro," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat, (10/7).

Baca juga: Realisasi pemberian keringanan kredit di NTT bertambah 1.125 debitur

Ia menjelaskan, program kredit melawan rentenir ini segera diluncurkan dalam waktu dekat melalui kerja sama dengan Bank NTT, sebagai bank milik pemerintah dan masyarakat NTT.

Melalui program ini, lanjut dia, debitur akan diberikan kredit dengan suku bunga yang sangat murah bahkan bisa di bawah kredit usaha rakyat (KUR). "Dalam program ini per debitur bisa mendapat maksimal hingga Rp5 juta," katanya.

Robert Sianipar menjelaskan program ini merupakan bagian dari skim untuk mengatasi tingkat inklusi atau akses keuangan bagi masyarakat di NTT yang masih rendah sekitar 68 persen.

"Artinya belum tersedia akses keuangan bagi semua lapisan masyarakat. Jadi memang ini tantangan juga sehingga kita coba melihat dengan lembaga keuangan yang ada skim apa yang paling sesuai bisa menjawab tantangan ini," katanya.

Ia menambahkan OJK selain menjalankan fungsi pengawasan dan pengaturan, juga ingin meningkatkan inklusi keuangan bagi masyarakat dengan biaya yang mudah dan murah.

Baca juga: Sebanyak 10.188 debitur di NTT telah mendapat keringanan kredit

"Jadi melalui TPAKD kami sudah menggagas beberapa skim untuk meningkatkan inklusi keuangan, salah satunya kredit melawan rentenir ini karena masih cukup besar yang mengakses pembiayaan dari sektor informal," katanya.