PDRB NTT Triwulan II Rp22,25 Triliun

id PDRB

PDRB NTT Triwulan II Rp22,25 Triliun

Maritje Pattiwaellapia

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di daerah ini atas dasar harga berlaku pada triwulan II 2017 mencapai Rp22,25 triliun, sedang atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp15,43 triliun.

Kupang (Antara NTT) - Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur mencatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di daerah ini atas dasar harga berlaku pada triwulan II 2017 mencapai Rp22,25 triliun, sedang atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp15,43 triliun.


Kepala BPS NTT Maritje Pattiwaellapia di Kupang, Sabtu, mengatakan hal itu menunjukkan bahwa ekonomi NTT pada semester I 2017 terhadap semester I 2016 tumbuh 4,95 persen (c-to-c) ketimbang triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,72 persen (q-to-q).

"Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 6,85 persen," katanya.

Demikian pula, kata dia, ekonomi NTT Triwulan II 2017 terhadap Triwulan II 2016 tumbuh 5,01 persen (y-on-y) dibanding periode yang sama pada tahun 2016.

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha sebesar jasa pendidikan sebesar 7,44 persen.

"Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga bertumbuh 10,58 persen," katanya.

Apabila banyak asumsi dan pendapat yang menyebutkan bahwa telah terjadi penurunan daya beli masyarakat, menurut dia, faktanya menunjukkan kebalikannya karena terjadi pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

Berdasarkan rekapitulasi data yang ada, pertumbuhan konsumsi rumah tangga Q2 (kuartal dua) 2017 mengalami penaikan sebagai indikasi daya beli masyarakat tidak menurun.

Demikian pula, Data BPS menunjukkan daya beli masyarakat masih baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda pelemahan karena konsumsi rumah tangga pada Triwulan II 2017 tumbuh cukup signifikan sebesar 4,95 persen.

"Data BPS ini menunjukkan data makro perekonomian Indonesia yang pertumbuhan ekonomi mencapai 5,01 persen atau meningkat dari pertumbuhan sebelumnya sebesar 4,8 persen," katanya.

Peningkatan ekonomi konsumen di NTT terjadi akibat meningkatnya pendapatan rumah tangga (indeks 106,27), volume konsumsi (indeks 106,91), dan kurangnya pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumah tangga (indeks 111,48).

Secara keseluruhan, kata dia, ekonomi NTT pada Triwulan II 2017 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 4,72 persen (q-to-q).

"Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 8,49 persen," katanya.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (75,94 persen) dan komponen perubahan inventori (43,34 persen).

Secara umum, kata dia, struktur ekonomi NTT pada Triwulan II 2017 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama, yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 29,28 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 13,03 persen, serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 10,93 persen.

"Dari sisi pengeluaran, didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 76,05 persen," katanya.