GMIT imbau perayaan Natal dilakukan secara sederhana

id GMIT, NTT, Kota Kupang,natal,tahun baru

GMIT imbau perayaan Natal dilakukan secara sederhana

Ketua Sinode GMIT Mery Kolimon. ANTARA/Asis Lewokeda

Untuk itu majelis jemaat tetap menyiapkan dan membagi tata ibadah untuk ibadah di rumah. Kemudian juga tidak ada acara makan dan minum selesai ibadah natal, termasuk salam jabat atau peluk cium untuk mengurangi kontak fisik

Kupang (ANTARA) - Gereja Masehi Injili Di Timor (GMIT) mengimbau agar seluruh perayaan ibadah malam Natal dan Tahun Baru di wilayah jemaat GMIT dilakukan secara sederhana saja dengan memperhatikan protokol kesehatan COVID-19.

"Ibadah dan perayaan Natal serta Tahun Baru dilaksanakan secara sederhana saja. Perayaan natal yang selama ini dilakukan di gedung-gedung kebaktian dan kelompok teritorial/kategorial/fungsional diganti dengan pelayanan diakonia kepada saudara-saudara yang membutuhkan dan memberi perhatian kepada persekutuan di tengah-tengah keluarga.," kata Ketua Sinode GMIT Mery Kolimon kepada ANTARA di Kupang, Senin, (14/12).

Ia menyampaikan hal ini berkaitan dengan surat edaran Menteri Agama RI no SE 23 tahun 2020 tentang pandungan penyelenggaraan kegiatan Ibadah dan perayaaan Natal di masa pandemi COVID-19.

Selain itu juga ujar Merry, perayaan Natal dan Tahun Baru yang selama ini dirayakan di gugus/rayon/sel serta Oikos maupun di kelompok kategorial dan fungsional selama masa pandemi juga ditiadakan.

"Artinya bahwa semua ibadah Natal dan Tahun Baru dilakukan di Gereja secara berjamaat. Namun jumlah umat yang berada di dalam gereja tidak boleh melebihi 50 persen dari kapasitas gereja itu sendiri," tambah dia.

Oleh karena itu kata dia perayaan Natal dan Tahun Baru selain di gereja, akan disiarkan juga secara daring atau live streaming sehingga umat atau jemaat yang tidak hadir di gereja bisa mengikuti ibadah secara daring.

Ia juga menambahkan bagi anggota jemaat dengan kondisi seperti wanita hamil, anak-anak di bawah 12 tahun, dan orang lanjut usia, kondisi tubuh yang kurang sehat, atau memiliki penyakit bawaan yang berisiko terhadap paparan virus mematikan itu diminta untuk tetap beribadah di rumah.

"Untuk itu majelis jemaat tetap menyiapkan dan membagi tata ibadah untuk ibadah di rumah. Kemudian juga tidak ada acara makan dan minum selesai ibadah natal, termasuk salam jabat atau peluk cium untuk mengurangi kontak fisik," tegas dia.

Disamping itu juga perayaan ibadah Natal dan Tahun Baru juga ujar dia tidak dilakukan pada malam hari seperti tahun-tahun sebelumnya. Perayaan Ibadah Natal dan Tahun baru hanya dilakukan pada pagi hingga sore.

"Hal ini bertujuan agar panitia dapat melakukan pengawasan secara ketat terhadap umat yang ke gereja terkait protokol kesehatan," tambah dia.

Lebih lanjut kata dia, panitia Natal dan Tahun Baru di setiap gereja juga diimbau untuk menyiapkan tempat cuci tangan, alat pengukur suhu tubuh dan terus memperhatikan agar umat bisa duduk berjaga jarak saat mengikuti ibadah di gereja serta penggunaan masker.

Baca juga: GMIT dorong penyelesaian konflik di Besipae lewat dialog

Baca juga: Imbauan GMIT, masyarakat NTT jangan terprovokasi berita medsos

Mery sendiri juga menambahkan pihaknya tidak ingin nanti ada muncul klaster gereja. Oleh karena itu ia mengharapkan bantuan dari umat untuk tetap menaati protokol kesehatan pencegahan COVID-19 saat beribadah dan saat beraktivitas di luar.