Anggota Satgas Pamtas RI-Timor Leste jadi guru

id Brigif

Anggota Satgas Pamtas RI-Timor Leste jadi guru

Kasiter Brigif 21/Komodo Kapten Hendrix Fahlevi Rangkuti (ANTARA Foto/Benny Jahang)

"Selain menjalankan tugas utamanya sebagai pengawal perbatasan, mereka juga memanfaatkan waktu luang untuk mengajar anak-anak sekolah dasar (SD) di kawasan perbatasan," kata Hendrix Fahlevi Rangkuti.
Kupang (AntaraNews NTT) - Anggota Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste dari Yonif 743/PSY memanfaatkan waktu luangnya menjadi guru untuk mendidik anak-anak sekolah yang masih kekurangan guru di kawasan perbatasan.

"Selain menjalankan tugas utamanya sebagai pengawal perbatasan, mereka juga memanfaatkan waktu luang untuk mengajar anak-anak sekolah dasar (SD) di kawasan perbatasan," kata Kepala Seksi Teritorial Brigif 21/Komodo Kapten (Inf) Hendrix Fahlevi Rangkuti di Kupang, Kamis.

Ia mengemukakan hal itu saat berbincang-bincang dengan Antara usai mengikuti kegiatan donor darah dalam rangka HUT Persit Kartika Chandra Kirana di Markas Brigif 21/Komodo, sekitar 40 km timur Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Ia mengatakan misi utama kehadiran anggota Pamtas di kawasan itu adalah untuk menjaga keamanan agar wilayah Republik Indonesia aman dari gangguan atau invasi negara lain.

Ia menambahkan kemanunggalan TNI dengan rakyat tetap dilakukan melalui berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti cara anggota Yonif 743/Pradnya Samapta Yudha (PSY) menjadi guru bagi sekolah yang kekurangan staf pengajar.

Menurut dia, banyak sekolah di kawasan perbatasan kekurangan guru, sehingga sejumlah anggota TNI yang bertugas di 20 pos pengamanan, terpangil untuk membantu menjadi guru bagi siswa sekolah dasar.

"Tugas pokok pengamanan perbatasan tetap dilaksanakan, apabila ada yang prajurit yang membantu mengajar adalah bagian dari kegiatan sosial dalam membantu anak didik setempat," katanya.

Selan menjadi guru, anggota Satgas Pamtas RI-Timor Leste juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial di desa-desa yang berada dalam kawasan perbatasan.

Kegiatan sosial yang dilakukan itu antara lain membangun drainase, membersihkan lokasi pemukiman warga, rumah ibadah serta memperbaiki fasilitas umum lainnya yang rusak.

"Semua yang dilakukan itu merupakan bentuk kemanungalan TNI dengan rakyat yang berada di kawasan perbatasan RI-Timor Leste. Kita selalu buat yang terbaik untuk rakyat yang ada di tapal batas kedua negara," katanya.