KKP alokasi freezer untuk nelayan Lamakera

id Ganef

KKP alokasi freezer untuk nelayan Lamakera

Kepala Dinas Kelautan dan Perilkanan NTT Ganef Wurgiyanto

"Bantuan ini dialokasikan melalui bagian penguatan daya saing KKP untuk alokasi tahun 2018 berupa lima unit freezer berkapasitas 750 kilogram," kata Ganef Wurgiyanto.
Kupang (AntaraNews NTT) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengalokasikan bantuan sekitar lima unit fasilitas pendingin (freezer) untuk masyarakat nelayan di Kampung Lamakera, Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

"Bantuan ini dialokasikan melalui bagian penguatan daya saing KKP untuk alokasi tahun 2018 berupa lima unit freezer berkapasitas 750 kilogram," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Ganef Wurgiyanto di Kupang, Kamis (29/3).

Ia menjelaskan, bantuan frezeer ini akan dimanfaatkan untuk menyimpan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan daerah setempat belum memiliki cold storage (tempat pembekuan).

Bantuan ini, lanjutnya, akan dikelola masyarakat nelayan yang tergabung dalam koperasi nelayan yang dibina Yayasan Reef Check dan Misol Baseftin. Yayasan ini memang berkonsentrasi melindungi aktivitas perburuan bioat laut yang terancam punah salah satunya ikan pari manta.

Ganef mengatakan, Kampung Lamakera yang berada di ujung timur Pulau Solor itu rawan dengan aktivitas perburuan ikan pari manta dari masyarakat nelayan setempat. Aktivitas perburuan biota laut yang dilindungi ini, lanjutnya, telah mendapat sorotan pemerintah hingga di tingkat pusat, maupun lembaga internasional.

Baca juga: KKP tidak pernah keluarkan izin pemasangan rumpon
Baca juga: Pemerintah larang rumpon beroperasi di NTT
Ikan pari manta yang diburu nelayan

Namun demikian pemerintah juga tidak serta-merta menghentikan seluruh aktivitas perburuan pari manta yang dianggap sudah membudaya bagi masyarakat setempat, katanya.

Untuk itu, lanjut Ganef, salah satu pendekatan dilakukan melalui penyaluran bantuan yang diharapkan secara bertahap mengarahkan nelayan beralih ke usaha penangkapan lainnya.

"Sehingga pemerintah pusat juga menyalurkan bantuan berupa "frezeer" ini, nelayan di sana juga nantinya mendapat bantuan kapal namun belum pasti karena penerima manfaat harus berupa koperasi," katanya.

Ia menambahkan, selain alokasi dari pusat, pemerintah provinsi juga akan melakukan identifikasi untuk penyaluran bantuan berupa perahu ketinting maupun yang bertonase 3 GT untuk nelayan setempat.