BPBD NTT imbau warga pantau perkembangan informasi cuaca

id Antisipasi bencana,ancaman bencana NTT,informasi cuaca,BPBD NTT

BPBD NTT imbau warga pantau perkembangan informasi cuaca

Ilustrasi - Rumah warga terendam banjir di Kabupaten Sumba Tengah, Pulau Sumba, NTT. (ANTARA/HO-BPBD Provinsi NTT)

...Dengan terus mengikuti perkembangan cuaca, masyarakat bisa tahu ancaman cuaca ekstrem atau bencana, sehingga bisa melakukan mitigasi lebih dini
Kupang (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Ambrosius Kodo mengimbau warga di provinsi setempat agar terus memantau perkembangan informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Dengan terus mengikuti perkembangan cuaca, masyarakat bisa tahu ancaman cuaca ekstrem atau bencana, sehingga bisa melakukan mitigasi lebih dini," katanya ketika dihubungi di Kupang terkait upaya mitigasi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem di wilayah NTT, Senin, (10/1).

Ambrosius mengatakan BPBD NTT terus mensosialisasikan langkah-langkah mitigasi bencana kepada masyarakat melalui berbagai jejaring media sosial, maupun media daring dan elektronik.

Salah satu hal yang selalu diingatkan, kata dia, agar masyarakat terus memperhatikan prakiraan cuaca dan peringatan dini yang dirilis BMKG yang bisa diakses dengan mudah melalui telepon seluler.

Sejumlah kanal informasi terkait cuaca BMKG yang dapat diakses, seperti melalui nomor telepon (0380) 881613 atau whatsapp 081139404264, maupun website dan aplikasi mobile.

Dengan mengikuti dan memahami perkembangan cuaca secara memadai, kata dia, masyarakat bisa menyiapkan langkah antisipasi terhadap ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, dan lainnya.

Ambrosius mengatakan pihaknya juga terus mengingatkan masyarakat yang tinggal di wilayah lereng atau sekitar daerah aliran sungai atau di bantaran kali agar selalu waspada dan siaga bencana.

Baca juga: BPBD: Jalan provinsi di Sikka terancam putus akibat longsor

"Jika terjadi hujan lebih dari satu jam dan jarak pandang objek sekitar 30 meter tidak terlihat jelas, masyarakat di titik-titik rawan bencana harus segera mengevakuasi diri ke titik aman," katanya.

Baca juga: Tujuh orang meninggal akibat longsor di Kota Jayapura

Ambrosius berharap masyarakat di provinsi berbasiskan kepulauan itu semakin menyadari pentingnya mitigasi bencana, sehingga ketika ancaman bencana muncul, dampak kerugian dapat diminimalisasi terutama terkait keselamatan setiap orang.