Kemenparekraf apresiasi Festival Dugong 2022 di Alor

id boplbf,bpolbf,kemenparekraf,pariwisata,festival dugong,alor,NTT

Kemenparekraf apresiasi Festival Dugong 2022 di Alor

Tarian khas Alor yang dibawakan oleh penari dalam Festival Dugong tahun 2022 di Kabupaten Alor, NTT, Rabu (18/5/2022). ANTARA/Ho-BPOLBF

"Mereka bisa langsung datang ke Alor dan menikmati berbagai pengalaman menarik dan seru secara langsung,

Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Festival Dugong Tahun 2022 di Kabupaten Alor, NTT, karena akan mendorong peningkatan perekonomian masyarakat.

"Festival Dugong adalah bukti bahwa kita punya komitmen untuk membangkitkan perekonomian setelah terpuruk karena pandemi," kata Staf Ahli Bidang Reformasi dan Regulasi Kemenparekraf Raden Kurleni Ukar dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, NTT, Kamis (19/5).

Hal itu disampaikannya saat mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif hadir dalam Festival Dugong di Pantai Mali, Kecamatan Kabola, Rabu (18/5/2022).

Dia menyebut penyelenggaraan kegiatan seperti itu merupakan salah satu langkah pemerintah untuk kembali memulihkan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata terutama pascapandemi COVID-19.

Menurut Raden, Alor memiliki berbagai atraksi wisata minat khusus, religi, budaya, seni, dan bahari yang dapat dipromosikan melalui kegiatan seperti Festival Dugong ini. Apalagi masuknya Festival Dugong dalam kalender event nasional menjadi bukti bahwa Alor
menempati posisi yang istimewa di bidang pariwisata Indonesia.

Baca juga: NTT dorong Festival Dugong optimalkan ekonomi masyarakat Alor
Baca juga: Alor gelar festival dugong dan terbang paralayang

Sementara itu, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores Shana Fatina yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan Alor memiliki begitu banyak potensi wisata dan sangat kental dengan nuansa kearifan lokal dan prinsip keberlanjutan.

Keberadaan dugong di Alor adalah bukti bahwa alam (perairan) Alor masih terjaga dengan baik, mengingat dugong biasanya hidup di perairan yang memiliki padang lamun (ekosistem khas di laut dangkal). Sehingga adanya festival seperti ini, lanjut Shana, semakin memperkuat komitmen bersama untuk menjaga alam agar di tahun-tahun yang akan datang dugong Alor masih bisa dilihat oleh masyarakat.

Shana menjelaskan festival dan pameran UMKM selama dua hari itu akan memberi dampak langsung kepada masyarakat sekitar. Selain itu, kegiatan tersebut dapat menjadi ajang promosi bagi wisatawan sehingga tertarik untuk datang dan melihat dugong serta berbagai kerajinan seperti tenun Alor dan suvenir khas lainnya.

"Mereka bisa langsung datang ke Alor dan menikmati berbagai pengalaman menarik dan seru secara langsung," ungkapnya.