Kupang (AntaraNews NTT) - Pengamat peternakan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Stefanus Tani Temu mengatakan produksi ternak di Nusa Tenggara Timur sampai saat ini belum menggembirakan.
"Walaupun pemeritah sebelumnya menjadikan NTT sebagai Provinsi Ternak, namun kenyataanya produksi ternak memang belum menggembirakan," katanya dalam percakapannya dengan Antara di Kupang, Jumat (14/9).
Penilaian tersebut disampaikannya menanggapi pernyataan Gubernur NTT Viktor B Laiskodat yang menyatakan akan lebih mengoptimalkan sektor Peternakan di NTT mengingat sejauh ini sektor tersebut belum maksimal.
Gubernur Laiskodat bahkan menilai sektor peternakan NTT memang jalan di tempat selama ini walaupun pemerintah pusat sudah membantu kapal ternak, dan pemerintahan sebelumnya telah mendeklarasikan NTT sebagai provinsi ternak.
Menurut Stefanus, sektor tersebut belum menggembirakan karena terbukti permintaan ternak untuk Surabaya dan Jakarta per sekali pengangkutan 500 ekor dan 1.000 ekor per bulan, belum terpenuhi.
"Selama ini permintaan dengan jumlah tersebut belum terpenuhi. Ini kan permintaan dari Pak Jokowi pada saat masih menjadi Gubernur DKI dan sampai beliau menjadi Presiden RI," tuturnya.
Baca juga: NTT perlu perbaiki hijauan pakan ternak
Baca juga: NTT usul pemanfaatan kapal ternak untuk angkut pakan
Apalagi ditambah dengan semakin banyaknya permintaan ternak dari provinsi lain maka diperlukan peningkatan produksi ternak dengan terlebih dahulu menyiapkan pakan.
Ia mengaku pernah berkonsultasi dengan pihak karantina soal jumlah ternak yang dikirim. Menurut pengakuan pihak karantina jumlah hewan yang dikirim juga pernah berkurang, sehingga kapal yang disediakan hanya membawa kurang dari 500 ekor.
Pengamat peternakan dari Undana Kupang lainnya, Gustaf Oematan mengapresiasi rencana Gubernur NTT untuk mengoptimalkan sektor peternakan di daerah ini.
Hanya saja, kata dia, hal yang perlu dipikirkan oleh pemerintah adalah perlu adanya revitalisasi sektor pertenakan dari hulu hingga hilir dan para peternak.
Menurut dia, aspek utama yang perlu mendapat perhatian serius pemerintah adalah pakan, bibit, reproduksi, pengendalian kesehatan/penyakit dan keamanan.
"Selama ini memang sudah ada perhatian pemerintah pada sektor peternakan tapi belum optimal," kata Gustaf Oematan yang juga Dekan Fakultas Peternakan Undana Kupang itu.
Baca juga: Daerah penghasil ternak besar sebaiknya gunakan microchip
Baca juga: Microchip efektif cegah pencurian ternak di Sumba
Pengamat: Produksi ternak di NTT belum menggembirakan
"Hal yang perlu dipikirkan oleh pemerintah adalah perlu adanya revitalisasi sektor pertenakan dari hulu hingga hilir dan para peternak," kata Gustaf Oematan.