Pengamat apresiasi tekad Gubernur NTT bangun peternakan

id Gustaf Oematan

Pengamat apresiasi tekad Gubernur NTT bangun peternakan

Dekan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Ir Gustaf Oematan MSi (ANTARA Foto/dok)

"Sebagai Dekan Fakultas Peternakan, saya menyampaikan apresiasi terhadap tekad dari Gubernur NTT untuk mendorong, dan menjadikan peternakan sebagai salah satu fokus pembangunan," kata Gustaf Oematan.
Kupang (AntaraNews NTT) - Pengamat peternakan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur, Ir Gustaf Oematan, MSi mengapresiasi tekad Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat untuk membangun sektor peternakan di daerah ini.

"Sebagai Dekan Fakultas Peternakan, saya menyampaikan apresiasi terhadap tekad dari Gubernur NTT untuk mendorong, dan menjadikan peternakan sebagai salah satu fokus pembangunan," kata Oematan kepada Antara di Kupang, Jumat (14/9).

Viktor Bungtilu Laiskodat setelah dilantik menjadi Gubernur NTT oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Rabu (5/9), mengatakan akan memberikan prioritas pada produksi peternakan sebagai komoditas unggulan NTT dalam 100 hari masa pemerintahannya.

Menurut Gustaf, tekad tersebut perlu diapresiasi karena sektor peternakan merupakan salah satu kontributor pendapatan asli daerah (PAD) dan aspek penting untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan perbaikan stunting dan gizi buruk.

Baca juga: Pengamat: Produksi ternak di NTT belum menggembirakan
Baca juga: NTT perlu perbaiki hijauan pakan ternak


Hanya saja, kata dia, hal yang perlu dipikirkan oleh pemerintah adalah revitalisasi sektor pertenakan dari hulu hingga hilir dan para peternak.

Menurut dia, aspek utama yang perlu mendapat perhatian serius pemerintah adalah pakan, bibit, reproduksi, pengendalian kesehatan/penyakit dan keamanan.

Selama ini, kata dia, memang sudah ada perhatian pemerintah pada sektor peternakan tapi belum optimal. Pendekatan hanya bersifat proyek dan target serta kurang memperhatikan kondisi riil di lapangan.

"Artinya, tidak mungkin ingin meningkatkan produksi tanpa perbaikan manajemen pakan yang baik, bibit berkualitas, reproduksi, dan pengendalian kesehatan," demikian Gustaf Oematan.