Kupang (ANTARA) - Kepolisian Resor Sumba Barat Daya, NTT mengevakuasi warga dan melakukan penyelidikan terkait terbakarnya sebanyak 30 unit rumah adat di kampung adat Uma Kahumba di Kampung Wainyapu, Desa Wainyapu, Kecamatan Kodi Balaghar.
Kapolres Sumba Barat Daya AKBP Sigiot Harimbawan dikonfirmasi dari Kupang, Selasa, (20/9/2022) siang mengatakan bahwa kejadian terbakarnya puluhan rumah adat itu terjadi pada pukul 01.20 WITA dini hari.
"Anggota masih berada di TKP untuk mendata kerugian yang dialami oleh masyarakat di kampung adat itu," katanya saat dihubungi dari Kupang.
Ia mengatakan bahwa tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun kerugian yang dialami para korban juga cukup banyak.
Proses penyelidikan masih terus dilakukan oleh aparat kepolisian setempat, sehingga pihaknya juga belum bisa menyimpulkan penyebab dari kebakaran puluhan rumah adat itu.
Sambil melakukan penyelidikan aparat kepolisian setempat juga berusaha terus mengevakuasi para warga setempat karena beberapa titik api masih menyala di kawasan itu.
Selain itu juga aparat kepolisian setempat juga membantu membawa barang-barang berharga warga setempat yang masih bisa diselamatkan.
Terkait informasi awal penyebab kebakaran, Kapolres Sumba Barat Daya mengatakan pihaknya masih mengumpulkan informasi dari sejumlah saksi yang melihat peristiwa kebakaran itu.
Baca juga: Artikel - Mengenal Kampung Takpala warisan budaya leluhur masyarakat Alor
Budayawan asal Sumba Pater Robert Ramone CsSR dihubungi terpisah mengaku sedih dengan berbagai kejadian kebakaran rumah adat yang terjadi di pulau Sumba tersebut.
Baca juga: Mengapa kampung adat di NTT rawan kebakaran? ini penjelasannya
"Sejumlah rumah adat ini baru dibangun beberapa waktu lalu berkat bantuan dari pemerintah pusat dan beberapa donatur lainnya, dan ini besar sekali di seluruh Sumba," tambah dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Puluhan rumah adat di pulau Sumba hangus terbakar