Warga Pulau Kesui di Maluku kesulitan dokter

id BI

Warga Pulau Kesui di Maluku kesulitan dokter

Seorang dokter yang tergabung dalam tim Ekspedisi Kas Keliling Pulau 3T memeriksa seorang anak yang sakit di desa Tamher Timur, Provinsi Maluku Jumat (2/11). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha.)

"Selama ini, jika ada warga Pulau Kesui yang sakit, hanya bisa berurusan dengan perawat di Puskesmas. Dokter jarang di tempat," kata Lena A (50), seorang warga Pulau Kesui.
Kesui, Maluku (AntaraNews NTT) - Warga Desa Tamher Timur di Pulau Kesui, salah satu pulau tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Kabupaten Seram Timur, Provinsi Maluku, mengaku kesulitan mendapat pelayanan kesehatan langsung dari dokter.

"Selama ini, jika ada warga Pulau Kesui yang sakit, hanya bisa berurusan dengan perawat di Puskesmas. Dokter jarang di tempat," kata Lena A (50), seorang warga Pulau Kesui, saat ditemui Antara di pulau tersebut, Jumat (2/11).

Pertemuan itu berlangsung di sela-sela bakti sosial pengobatan gratis yang digelar Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan TNI-AL.

"Sebenarnya ada dokter di sini, namun jarang datang. Jadi kalau ada keluarga kami yang sakit keras dan butuh perawatan yang intensif kami harus berobat di RSU Daerah di Kabupaten Bula," katanya.

Namun, untuk bisa berangkat ke Kabupaten Bula, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, karena harus menunggu jadwal kapal laut yang hanya ke Kabupaten Bula setiap hari Kamis.

"Belum lagi kalau cuaca buruk dan ada keluarga yang sakit berat, kami hanya bisa bersabar saja, dengan memberikan obat-obatan yang diberikan oleh perawat di Puskesmas," tambahnya.
Salah satu kasir BI menghitung uang lusuh yang ditukarkan warga di desa Tamher Timur, Pulau Kesui, Maluku, Jumat (2/11). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)
Lena juga mengaku terbantu dengan adanya pengobatan gratis yang dilakukan oleh BI mengingat masih banyaknya masyarakat di desa itu yang jarang mendapatkan pelayanan kesehatan.

Hal yang sama juga diakui Anisa yang datang ke lokasi pengobatan gratis tersebut. Ia mengaku membawa ibunya yang mengalami sakit di bagian dada ketika bernafas.

"Ibu saya sudah lama sakit seperti ini. Tapi tak bisa sembuh-sembuh karena tidak pernah berkonsultasi dengan dokter. Sehingga kedatangan dokter-dokter dari BI ini sangat membantu kami," ujarnya.

Ia juga mengaku sudah berkonsultasi dengan dokter yang melakukan pengobatan gratis tersebut, dan menurut dokter perlu ada perawatan intensif dan obat-obatan yang memadai jika ibunya ingin sembuh.