Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur mengimbau warga pada dua kecamatan untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
"Waspada terhadap keadaan iklim yang ekstrem ini secara khusus pada wilayah Selatan seperti Kecamatan Keo Tengah dan Mauponggo," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nagekeo Agustinus Pone ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Rabu, (19/10/2022).
Prakiraan BMKG menyebut Provinsi NTT berada pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan yang menyebabkan sebagian wilayah NTT berpotensi hujan ringan hingga lebat disertai angin kencang dan petir.
Selanjutnya tingginya aktivitas hidrometeorologi di kawasan zona musim NTT dengan status waspada efek La Nina yang berpotensi sangat besar menimbulkan bencana banjir, tanah longsor, angin kencang, abrasi pantai/rob, gelombang ekstrem, kekeringan, dan bencana lainnya.
Berdasarkan Dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Nagekeo, terdapat 612 titik potensi kejadian bencana yang tersebar menyeluruh pada 113 desa/kelurahan di tujuh kecamatan yang ada.
Atas kondisi itu Agustinus mengimbau camat untuk meneruskan informasi itu ke semua desa, khususnya dua kecamatan yang dia sebutkan. Warga diminta waspada dan melakukan mitigasi bencana. Warga pun harus mengungsi sementara apabila intensitas hujan sangat tinggi di desa masing-masing.
"Saya minta camat, lurah, dan desa segera beri informasi dini kepada warga di daerah rawan bencana terutama wilayah rentan longsor dan banjir," pinta dia.
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do sendiri telah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Kabupaten Nagekeo berdasarkan peringatan dini BMKG, imbauan BNPB terkait langkah kesiapsiagaan menghadapi La Nina, dan potensi ancaman bencana yang terjadi dalam wilayah itu.
Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi itu berlaku selama sembilan puluh lima hari terhitung mulai tanggal 28 September 2022 sampai 31 Desember 2022.
Bupati Don pun menegaskan agar kepala perangkat daerah, camat, lurah, kepala desa termasuk Forum Pengurangan Risiko Bencana dan lembaga swadaya telah meneruskan informasi peringatan dini dari BMKG kepada masyarakat khususnya yang berada pada daerah rawan bencana serta rentan banjir dan tanah longsor.
Baca juga: Bencana longsor rusak satu rumah warga di Mabar
Dia meminta semua elemen bekerja sama untuk membersihkan sampah di saluran atau selokan, memangkas cabang pohon atau dahan yang condong ke rumah atau jalan raya, serta memperbaiki atau memperkuat atap rumah yang rusak.
Baca juga: BMKG: Waspadai cuaca ekstrem akibat gelombang atmosfer aktif di wilayah NTT
"Segera mengevakuasi diri ke tempat yang aman jika terjadi hujan intensitas tinggi dengan durasi lebih dari satu jam dan jarak pandang 30 meter tidak terlihat jelas," katanya menegaskan.