PLN NTT: Pemanfaatan biomassa PLTU Bolok peluang tumbuhkan ekonomi warga
Jadi pemanfaatan biomassa ini sangat bermanfaat dan berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di NTT
Kupang (ANTARA) - General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur Fintje Lumembang mengatakan pemanfaatan energi biomassa di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok, Kabupaten Kupang, menjadi peluang untuk menumbuhkan ekonomi warga di NTT.
"Bahan baku energi biomassa bersumber dari batang kayu pohon sehingga ini menjadi peluang bagi ekonomi bagi warga sebagai pemasok bahan baku," katanya kepada wartawan dalam kegiatan uji coba 100 persen biomassa di PLTU Bolok, Jumat (21/10/2022).
Ia menjelaskan PLTU Bolok yang dikelola PT PJB Services telah berhasil melakukan uji coba 100 persen biomassa sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik yang menggantikan batu bara.
Jumlah bahan baku biomassa dari batang pohon seperti kaliandra merah yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik tersebut mencapai 15 ton per jam.
Artinya, kata dia akan banyak pasokan bahan baku yang dibutuhkan sehingga bisa menjadi peluang usaha ekonomi bagi masyarakat yang berperan sebagai pemasok bahan baku.
Fintje mengajak masyarakat di NTT terutama di Pulau Timor agar membudidayakan pohon kaliandra merah yang memiliki banyak manfaat mulai dari batang pohon sebagai bahan baku biomassa, daunnya untuk pakan ternak, dan bunganya untuk madu.
PLN, kata dia berkomitmen untuk menyerap hasil bahan baku dari masyarakat. Pasokan yang sekarang berasal dari pihak pengusaha di HIPMI NTT dan Universitas Nusa Cendana dan tidak menutup kemungkinan untuk dipasok masyarakat secara umum.
"Jadi pemanfaatan biomassa ini sangat bermanfaat dan berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di NTT," katanya.
Ia menambahkan PLN juga sudah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTT dalam rangka pembudidayaan pohon kaliandra sehingga diharapkan ke depan lahan masyarakat dapat dioptimalkan.
Sementara itu Direktur Utama PT PJB Services Teguh Widjajanto menjelaskan budi daya pohon kaliandra merah pada lahan seluas satu hektare bisa menghasilkan 50 ton bahan baku.
"Kelebihan pohon kaliandra ini juga bisa tumbuh di tanah yang tandus sehingga menjadi peluang besar bagi masyarakat untuk membudidayakannya," katanya.
Teguh juga mendorong masyarakat di NTT yang miliki lahan namun selama ini belum produktif agar dapat dimanfaatkan untuk membudidayakan pohon kaliandra agar bisa memberikan keuntungan secara ekonomi.
"Bahan baku energi biomassa bersumber dari batang kayu pohon sehingga ini menjadi peluang bagi ekonomi bagi warga sebagai pemasok bahan baku," katanya kepada wartawan dalam kegiatan uji coba 100 persen biomassa di PLTU Bolok, Jumat (21/10/2022).
Ia menjelaskan PLTU Bolok yang dikelola PT PJB Services telah berhasil melakukan uji coba 100 persen biomassa sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik yang menggantikan batu bara.
Jumlah bahan baku biomassa dari batang pohon seperti kaliandra merah yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik tersebut mencapai 15 ton per jam.
Artinya, kata dia akan banyak pasokan bahan baku yang dibutuhkan sehingga bisa menjadi peluang usaha ekonomi bagi masyarakat yang berperan sebagai pemasok bahan baku.
Fintje mengajak masyarakat di NTT terutama di Pulau Timor agar membudidayakan pohon kaliandra merah yang memiliki banyak manfaat mulai dari batang pohon sebagai bahan baku biomassa, daunnya untuk pakan ternak, dan bunganya untuk madu.
PLN, kata dia berkomitmen untuk menyerap hasil bahan baku dari masyarakat. Pasokan yang sekarang berasal dari pihak pengusaha di HIPMI NTT dan Universitas Nusa Cendana dan tidak menutup kemungkinan untuk dipasok masyarakat secara umum.
"Jadi pemanfaatan biomassa ini sangat bermanfaat dan berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di NTT," katanya.
Ia menambahkan PLN juga sudah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTT dalam rangka pembudidayaan pohon kaliandra sehingga diharapkan ke depan lahan masyarakat dapat dioptimalkan.
Sementara itu Direktur Utama PT PJB Services Teguh Widjajanto menjelaskan budi daya pohon kaliandra merah pada lahan seluas satu hektare bisa menghasilkan 50 ton bahan baku.
"Kelebihan pohon kaliandra ini juga bisa tumbuh di tanah yang tandus sehingga menjadi peluang besar bagi masyarakat untuk membudidayakannya," katanya.
Teguh juga mendorong masyarakat di NTT yang miliki lahan namun selama ini belum produktif agar dapat dimanfaatkan untuk membudidayakan pohon kaliandra agar bisa memberikan keuntungan secara ekonomi.