Nagekeo tingkatkan produktivitas dan kemandirian ekonomi daerah

id nagekeo,ntt,hut nagekeo,mbay,pangan,produktivitas,ekonomi,inflasi

Nagekeo tingkatkan produktivitas dan kemandirian ekonomi daerah

Bupati Nagekeo Johannes Don Bosco Do dalam momen peringatan Hari Ulang Tahun ke 16 Kabupaten Nagekeo, NTT, Kamis (8/12/2022). (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)

Kita cegah agar krisis pangan tidak terjadi dan mengancam kesejahteraan masyarakat...
Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Nagekeo berkomitmen untuk terus meningkatkan produktivitas dan kemandirian ekonomi yang berkelanjutan dalam semangat To'o Jogho Waga Sama (gotong royong) pada momen peringatan Hari Ulang Tahun ke-16.

Kabupaten Nagekeo merayakan HUT ke-16 sebagai daerah otonomi baru setelah mekar dari Kabupaten Ngada. Pada momen peringatan ini, Bupati Nagekeo Johannes Don Bosco Do mengatakan agar semangat yang ada ditekankan pada proses pembangunan partisipatif.

"Pembangunan partisipatif dimaksud untuk memperkuat kolaborasi dalam peningkatan produksi pangan menghadapi krisis ekonomi dan pangan di tahun 2023," kata
Bupati ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Kamis.

Menurut dia, pembangunan partisipatif melibatkan partisipasi semua pemangku kepentingan untuk berpikir menggali gagasan, merencanakan, membangun, menikmati hasil pembangunan, dan memelihara apa yang telah dibangun.

Bupati yang akrab disapa Bupati Don ini menjelaskan beberapa kelompok tani telah sukses membentuk ekosistem kolaborasi yang menjadi sekolah lapangan untuk memacu produktivitas pangan agar mampu menekan inflasi pangan dan dampak krisis.

Dia pun menyebut pembentukan kabupaten ini menjadi sumber motivasi untuk terus berprestasi dan berinovasi mendorong akselerasi pembangunan.

"Sebagai implementasinya, pemerintah daerah telah merintis kolaborasi ekosistem hulu sampai hilir produksi beras Mbay dengan petani dan sektor privat dalam hal ini Pandawa Agri Indonesia," ucap Bupati Don.

Kolaborasi ekosistem bisnis yang telah dirintis tidak sebatas menjamin kemudahan dalam menghadapi krisis berupa inflasi pangan, tetapi juga menjamin keberlangsungan produktivitas petani dalam bentuk pembiayaan atau dana cadangan bagi petani yang sudah masuk dalam jebakan utang.

Hal itu, lanjut dia, perlu dilakukan agar petani mendapat kepastian dalam perannya sebagai produsen yang tidak terikat utang sehingga keberlanjutan produktivitas pertanian terjamin.

"Kita cegah agar krisis pangan tidak terjadi dan mengancam kesejahteraan masyarakat," harapnya.

Baca juga: Nagekeo perkuat ekowisata daerah lewat pelestarian mangrove

Baca juga: Nagekeo perkuat kapasitas pemandu ekowisata