Stasiun Meteorologi Maritim Tenau bentuk sekolah lapang nelayan

id NTT,nelayan,informasi cuaca,cuaca ekstrem,BMKG tenau Kupang,Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang,Stasiun Meteorologi

Stasiun Meteorologi Maritim Tenau bentuk sekolah lapang nelayan

Kepala Badan Meteorologi Klimatelogi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang, Syaeful Hadi (ANTARA/Benny Jahang)

Kesadaran para nelayan di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan cuaca dari BMKG semakin memadai...
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur telah membentuk sekolah lapangan bagi nelayan yang melibatkan sekitar 500 orang nelayan dan penyuluh pertanian terkait pemanfaatan informasi cuaca.

"Sekolah lapangan cuaca nelayan ini sudah dilakukan tiga kali di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) guna meningkatkan pemahaman para nelayan dan instansi terkait terhadap pemanfaatan informasi cuaca," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Syaeful Hadi di Kupang, Minggu  (9/12/2023).

Menurut Syaeful Hadi, ada 500 orang yang telah menjadi peserta sekolah lapangan nelayan dilakukan di tiga lokasi, yaitu Kota Kupang, Kabupaten Lembata dan Kabupaten Kupang yang berlokasi di Tablolong.

"Peserta yang paling banyak yang mengikuti sekolah lapangan bagi nelayan itu berasal dari Kota Kupang," kata Syaeful Hadi.

Dia menjelaskan, sejak BMKG membentuk Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang, membentuk kelompok sekolah lapangan bagi nelayan telah berdampak pada meningkatnya kesadaran masyarakat terutama para nelayan tentang pentingnya informasi cuaca sebelum turun melaut.

"Kesadaran para nelayan di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan cuaca dari BMKG semakin memadai," kata Syaeful Hadi.

Ia mengatakan, semakin meningkatnya pemahaman para nelayan terhadap informasi cuaca maka tingkat keamanan para nelayan selama melakukan aktivitas di laut semakin tinggi, karena nelayan telah memiliki pengetahuan tentang informasi cuaca.
Perahu milik para nelaya di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak melaut selama dua pekan akibat terjadi gelombang tinggi di wilayah perairan Kupang. (ANTARA/Benny Jahang)


"Para nelayan di Kota Kupang sudah memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya informasi cuaca dari BMKG, sehingga sebelum turun melaut terlebih dahulu mengikuti perkembangan informasi dari BMKG baik tentang kondisi tinggi gelombang dan arus laut di perairan sekitar daerah Kupang," kata Syaeful Hadi.

Dia menjelaskan, informasi perkembangan cuaca untuk para nelayan selalu disampaikan BMKG melalui aplikasi whatshapp yang telah dibentuk oleh para kelompok nelayan binaan BMKG Tenau, Kupang.

Terdiri dari para nelayan, operator kapal di pelabuhan-pelabuhan dan penyuluh perikanan meliputi para penyuluh di Kabupaten Kupang, Kota Kupang dan Kabupaten Lembata.

Menurut dia, BMKG Stasiun Meteorologi Martitim Tenau-Kupang, baru terbentuk tiga tahun memiliki tugas pokok untuk memberikan informasi peringatan dini tentang tinggi gelombang laut, badai, tinggi rob dan arus laut di seluruh perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Nelayan di Kota Kupang belum melaut akibat cuaca buruk

Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang 4 meter di Laut Sawu