Nagekeo perkuat mitigasi bencana lewat Desa Tangguh Bencana

id bencana,cuaca ekstrem,bpbd,nagekeo,ntt,flores,destana,desa tangguh bencana

Nagekeo perkuat mitigasi bencana lewat Desa Tangguh Bencana

Pembinaan Desa Tangguh Bencana lewat Kegiatan Penilaian Indeks Kerentanan Desa di Desa Selalejo, Kabupaten Nagekeo, NTT beberapa waktu lalu. (FOTO ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)

Ada 91 desa tangguh bencana dari 113 desa di Nagekeo. Destana ini melibatkan peran masyarakat untuk siap siaga menghadapi kejadian bencana...
Mbay, NTT (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memperkuat mitigasi bencana antisipasi cuaca ekstrem lewat peran 91 Desa Tangguh Bencana (Destana).

"Ada 91 desa tangguh bencana dari 113 desa di Nagekeo. Destana ini melibatkan peran masyarakat untuk siap siaga menghadapi kejadian bencana," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Nagekeo, Marianus Dhaki Dae di Mbay,  Ibu Kota Kabupaten Nagekeo, Sabtu, (11/2/2023).

Destana adalah suatu forum organisasi lintas masyarakat yang mengelola risiko kejadian bencana yang terjadi secara mandiri di dalam desa dan menyusun rencana aksi penanggulangan dan pengurangan resiko bencana yang didukung dengan kebijakan atau peraturan di desa dalam menghadapi bencana.

Ia mengatakan sebanyak 91 Destana di kabupaten itu memiliki peran untuk melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka mengurangi risiko bencana.

Dalam forum tersebut, ada penguatan kapasitas kawasan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan bencana yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam program penanggulangan bencana.

Selain itu adanya peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko bencana.

Marianus menjelaskan BMKG telah memberikan peringatan dini cuaca ekstrem yang berlangsung hingga 12 Februari 2023. Cuaca ekstrem itu berupa hujan lebat dan angin kencang yang menyebabkan adanya potensi bencana banjir dan tanah longsor.

Dengan informasi awal yang telah diterima dari BMKG tersebut, Destana dapat mengaktifkan peran serta masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan dan melakukan pembangunan di desa berbasis pengurangan risiko bencana.

Dengan pemahaman 12 jenis ancaman bencana yang ada di Nagekeo, Destana juga melakukan langkah mitigasi yang tepat dan upaya penanggulangan risiko bencana.

"Kita berharap lewat Destana ini masyarakat dapat mengenali bencana, lalu melakukan upaya untuk menghindari bencana, dan bangkit kembali lebih cepat setelah kejadian bencana," katanya.

Selain memperkuat peran Destana dalam mitigasi bencana, BPBD Nagekeo juga terus menyosialisasikan informasi terkait kebencanaan kepada masyarakat dengan melibatkan pemangku kepentingan lain seperti Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Dinas Pertanian.

Selanjutnya BPBD juga terus melakukan identifikasi potensi kejadian bencana pada daerah rawan bencana.

"Segala upaya mitigasi bencana ini kami lakukan agar dampak dari kejadian bencana yang sudah ada sekarang tidak berkelanjutan. Kita minimalisasi dampaknya," ucap Marianus.

Berkaitan dengan kejadian bencana, BPBD telah mempersiapkan personil Tim Reaksi Cepat (TRC) yang terdiri dari BPBD, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Sosial/Taganan, dan instansi terkait lainnya, serta persiapan mesin/alat/peralatan pendukung, mengkalkulasi taksasi kebutuhan logistik, demikian Marianus Dhaki Dae.

Baca juga: Pemda Nagekeo perkuat literasi dasar berbasis bahasa daerah

Baca juga: Nagekeo fokus pantau wilayah rawan bencana saat cuaca ekstrem