Kupang (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (DJBC) Wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kementerian Keuangan, mencatat sebanyak 4.800 ton beras impor sudah masuk ke NTT untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
"Ribuan ton beras itu diimpor Perum Bulog dari Vietnam yang diangkut dengan menggunakan kapal MV Sky ke NTT," kata Kepala Kanwil DJBC Bali, NTB, NTT, Susila Brata dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu, (28/6/2023).
Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan pengawasan pembongkaran impor beras yang dilakukan Kantor Bea Cukai Kupang, NTT.
Susila mengatakan, 4.800 ton beras yang diimpor yang sudah masuk ke NTT itu diharapkan dapat memenuhi cadangan beras untuk kebutuhan warga di provinsi itu.
"Kita harapkan juga impor ini dapat memotong biaya logistik untuk kebutuhan pokok masyarakat," katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, di sisi lain, impor beras maupun gula atau raw sugar yang cukup besar mengakibatkan neraca perdagangan NTT pada Mei 2023 mengalami defisit 21,76 juta dolar AS atau terkontraksi 24,7 juta dolar AS secara year on year (yoy).
Secara kumulatif, kata dia, neraca perdagangan 2023 di NTT mengalami defisit 11,46 juta dolar AS atau terkontraksi 170,08 persen secara yoy.
Baca juga: Pembongkaran beras impor dari Vietnam di NTT terkendala hujan
Susila mengatakan, defisit neraca perdagangan akibat importasi yang tinggi tidak hanya selalu menjadi hal yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, namun di sisi lain juga ada dampak positif bagi warga.
Baca juga: Telaah - Panen raya, impor, dan harga beras wajar
"Importasi raw sugar untuk mendukung produksi pabrik gula yang juga akan menyerap tenaga kerja maupun dampak ekonomi lainnya," katanya.
DJBC catat 4.800 ton beras impor sudah masuk ke NTT
Ribuan ton beras itu diimpor Perum Bulog dari Vietnam yang diangkut dengan menggunakan kapal MV Sky ke NTT...