Kupang (ANTARA) - Manajemen Indosat Ooredoo Hutchison mengaku pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki tantangan tersendiri mengingat NTT adalah daerah kepulauan.
"Pembangunan akses telekomunikasi Indosat di Kota Kupang sendiri sudah 100 persen, walaupun dalam pembangunan tersebut banyak tantangan yang diharus dihadapi karena provinsi ini adalah provinsi kepulauan," kata Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Danny Buldansyah di Kupang, Rabu (30/8).
Hal ini disampaikannya saat pelaksanaan Festival Literasi Digital yang digelar di Universitas Politeknik Negeri Kupang, yang dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), deretan tokoh inspiratif, serta influencer ternama yang berbagi pengalaman digitalnya kepada para mahasiswa, pelaku UMKM, dan masyarakat Kupang.
Menurut dia menghadirkan infrastruktur telekomunikasi di Provinsi yang terkenal dengan wisata menyaksikan pulau Komodo di Pulau Komodo dan beberapa pulau lainnya di Taman Nasional (TN) Komodo tersebut membutuhkan biaya yang tinggi.
Namun mengingat pentingnya pengembangan masyarakat NTT untuk mendapatkan akses telekomunikasi tersebut, Indosat tetap kompetitif membangun akses jaringan di wilayah NTT.
Baca juga: 1.400 BTS Indosat tersebar di seluruh Nusa Tenggara
Baca juga: Artikel - Mengukur peluang IOH menjadi operator terbesar di Indonesia
Ia mengatakan Indosat hadir bukan sekedar ada namun hadir dengan layanan yang baik,kualitas yang luar biasa serta ekonomis atau harga yang terjangkau bagi masyarakat.
“Hadir dengan visi misi memberdayakan seluruh kalangan masyarakat Indonesia, dimana Indonesia dengan seribu peluang bakat dalam dunia digital sehingga Indosat hadir bersama Bisnis Indonesia menggandeng Politeknik Negeri Kupang ini untuk menciptakan serta mengoptimalisasikan digitalisasi tersebut,” ujar dia.
Dia mengatakan kehadiran Indosat di NTT juga membantu perluasan lapangan pekerjaan bagi masyarakat NTT dan memberi peluang mengembangkan ekonomi masyarakat.
“Indosat membuka diri untuk menerima generasi muda NTT untuk bekerja di Indosat dan memberi peluang masyarakat membangun ekonomi,” ujarnya.
Direktur Politeknik Negeri Kupang, Frans Mangngi mengatakan digitalisasi di provinsi NTT sulit dikarenakan oleh beberapa aspek teknis dan sumber daya manusia.
“Digitalisasi di NTT sulit dikarenakan beberapa aspek yaitu teknis, yang mana provinsi NTT adalah wilayah kepulauan dan juga dari aspek sumber daya manusia, yang mana pemahaman masyarakat akan digital, potensi, dan peluang dalam digitalisasi masih sangat minim,” kata Frans.
Frans juga mengapresiasi Indosat sebagai perusahaan swasta yang berani melebarkan sayapnya ke provinsi NTT yang adalah provinsi kepulauan dengan tujuan agar jaringan telekomunikasi merata di masyarakat.
Dia juga menilai kehadiran Indosat sendiri sejauh ini cukup membantu mahasiswa di Politeknik Negeri Kupang, dalam hal informasi dan teknologi (IT).