Mengubah sistem sosial tentu tidak mudah, termasuk mengubah pola berpikir orang tua dengan kebiasaan mulai menjaga jarak dengan anaknya ketika si anak dianggap sudah besar.
Penulis pernah menjumpai seorang ibu yang diminta mempraktikkan mencium anak lelakinya yang sudah mahasiswa. Butuh perjuangan lama bagi si ibu untuk melaksanakan proses yang sangat mungkin dianggap aneh itu.
Meskipun bukan tanggung jawab guru secara langsung untuk mengubah budaya ini, guru dapat mengambil peran dengan memberikan pemahaman kepada murid bahwa dia perlu akrab dengan orang, baik akrab dalam berkomunikasi maupun dalam dalam interaksi fisik.
Baca juga: Hiburan - Membiasakan anak fokus makan, tanpa gawai
Guru, misalnya, memberikan tugas kepada siswa untuk meminta maaf kepada orang tua sambil mencium tangan dan dilanjutkan dengan memeluk dan mencium pipi orang tua.
Tugas itu harus dilakukan oleh siswa, sehari satu kali dan berturut-turut, minimal selama sepekan. Jika satu pekan berhasil, murid disuruh melanjutkan satu pekan lagi, demikian seterusnya, hingga menjadi kebiasaan.
Baca juga: Artikel - Menumbuhkan peran ayah dalam kehidupan anak
Dengan inisiatif dari anak, lama-lama orang tua akan menjadi terbiasa dan selanjutnya tidak risih lagi untuk memeluk dan mencium anaknya.
Memeluk dan mencium anak mungkin sebagai langkah kecil, namun memiliki dampak besar untuk menyiapkan generasi muda yang jiwanya matang dan lapang untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kapan terakhir orang tua peluk cium anak?
Hiburan - Manfaat peluk cium orang tua pada anak
...Kayaknya waktu masih TK dulu, Bu, setelah itu tidak pernah