Gubernur Minta Tokoh Agama Rendam Konflik Adonara

id tokoh agama

Kupang (Antara NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya meminta, tokoh agama dan tokoh masyarakat, untuk berperan membantu meredam konflik antarwarga dua desa di Kecamatan Adonara, Kabupaten Flores Timur dalam memperebutkan tanah ulayat.

"Saya sudah melakukan komunikasi melalui telepon dengan beberapa tokoh agama dan juga tokoh masyarakat. Saya minta bantuan untuk menjaga suasana agar tercipta situasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat," kata Gubernur Lebu Raya, di Kupang, Rabu terkait konflik di Adonara.

Lebu Raya yang adalah putra asal Pulau Adonara itu mengatakan, memahami karakter orang Adonara dan menyesalkan insiden itu.

Gubernur meminta Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin untuk mengajak para tokoh agama dan masyarakat setempat untuk berdiskusi mencari solusi penyelesaian terbaik, tanpa harus menggunakan kekerasan.

Bahkan jika terjadi masalah yang berkaitan dengan hukum, maka silahkan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

"Ini soal perebutan tanah antarwarga dua desa. Masing-masing mengklain sebagai pemilik. Disini kita harus bisa berkomunikasi dengan banyak pihak, supaya bisa memahami permasalahan yang sebenarnya untuk membuat suatu keputusan yang bisa diterima kedua belah pihak," kata Gubernur Lebu Raya.

Gubernur juga meminta, masyarakat untuk tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah ini, tetapi duduk bersama, merembuk untuk mencari jalan penyelesaian secara kekeluargaan.

Dia berharap, bantuan keamanan baik dari Maumere maupun dari Kupang oleh Polda Nusa Tenggara Timur bisa membuat suasana di wilayah itu lebih tenang agar masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa.

Perang tanding yang meletus pada Selasa (2/10) dini hari itu mengakibatkan dua orang terkena panah dan saat ini sedang dalam perawatan intensif di RSUD Larantuka.

Dua korban yang terkena anak panah itu adalah warga dusun Riang Bunga yakni Dominikus Nuho dan Hendrikus Asan.

Satu orang korban dilaporkan terkena panah pada bagian dagu dan seorang lainnya terkena panah pada bagian pinggang dan panah masih tertancap di badan saat dilarikan ke RSUD Larantuka.

Dalam insiden itu juga, dua rumah penduduk dibakar dan enam buah lumbung pangan milik warga dibakar.