Artikel - Perburuan medali emas berbalut nuansa sejarah dan politik
...Kolonialisasi yang dilakukan oleh Prancis dan Spanyol di Afrika Utara juga turut memberikan pengaruh kepada kelahiran pemain-pemain sepak bola berbakat dengan garis keturunan dari Afrika
Pada babak semifinal Olimpiade Paris 2024 seolah-olah menjadi medan pertempuran antara wakil benua Eropa kontra Afrika karena tiap perwakilan akan bertemu satu sama lain.
Prancis berjumpa Mesir, sementara Maroko kontra Spanyol, bagan semifinal ini dapat membuat partai final nanti jadi pertemuan wakil Eropa kontra Afrika, atau laga perebutan tempat pertama dari satu benua.
Secara prestasi wakil Eropa menjadi yang terdepan karena baik Prancis dan Spanyol dengan masing-masing perolehan satu medali emas. Les Blues pada edisi Los Angeles 1984 dan La Roja pada edisi Barcelona 1992.
Sementara itu, Mesir hanya pernah mencapai peringkat keempat Olimpiade pada edisi Amsterdam 1928 dan 1964, sedangkan semifinal Paris 2024 merupakan pencapaian terjauh dari Maroko setelah sebelumnya hanya mampu menembus babak kedua Olimpiade Muenchen 1972 dan tentu Achraf Hakimi serta kolega enggan berhenti di sini.
Secara pencapaian selama keikutsertaan Olimpiade, tentu wakil-wakil Eropa diunggulkan, namun perwakilan Afrika memiliki potensi untuk menciptakan kejutan.
Pada gelaran Olimpiade Paris 2024, Maroko sempat menciptakan kejutan di babak fase grup dengan mengalahkan Argentina 2-1, sedangkan Mesir mengandaskan Spanyol 2-1.
Puncak penampilan wakil-wakil Afrika terjadi pada akhir 90an dan awal 2000an, yaitu Nigeria mengamankan medali emas pada edisi Atlanta 1996 dan Kamerun pada edisi Sydney 2000.
Patutu dinantikan negara mana yang akan bertarung untuk medali emas dan siapakah yang harus tersakiti karena 'hanya' untuk memperebutkan medali perunggu.
Dibalut nuansa sejarah dan politik
Prancis berjumpa Mesir, sementara Maroko kontra Spanyol, bagan semifinal ini dapat membuat partai final nanti jadi pertemuan wakil Eropa kontra Afrika, atau laga perebutan tempat pertama dari satu benua.
Secara prestasi wakil Eropa menjadi yang terdepan karena baik Prancis dan Spanyol dengan masing-masing perolehan satu medali emas. Les Blues pada edisi Los Angeles 1984 dan La Roja pada edisi Barcelona 1992.
Sementara itu, Mesir hanya pernah mencapai peringkat keempat Olimpiade pada edisi Amsterdam 1928 dan 1964, sedangkan semifinal Paris 2024 merupakan pencapaian terjauh dari Maroko setelah sebelumnya hanya mampu menembus babak kedua Olimpiade Muenchen 1972 dan tentu Achraf Hakimi serta kolega enggan berhenti di sini.
Secara pencapaian selama keikutsertaan Olimpiade, tentu wakil-wakil Eropa diunggulkan, namun perwakilan Afrika memiliki potensi untuk menciptakan kejutan.
Pada gelaran Olimpiade Paris 2024, Maroko sempat menciptakan kejutan di babak fase grup dengan mengalahkan Argentina 2-1, sedangkan Mesir mengandaskan Spanyol 2-1.
Puncak penampilan wakil-wakil Afrika terjadi pada akhir 90an dan awal 2000an, yaitu Nigeria mengamankan medali emas pada edisi Atlanta 1996 dan Kamerun pada edisi Sydney 2000.
Patutu dinantikan negara mana yang akan bertarung untuk medali emas dan siapakah yang harus tersakiti karena 'hanya' untuk memperebutkan medali perunggu.
Dibalut nuansa sejarah dan politik