Kupang (ANTARA) - Lima pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Kupang sepakat untuk bersama-sama mencegah stunting yang masih terus menjadi masalah bagi ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut.
Pasangan nomor urut tiga George Melkianus Hadjoh dan Theodora Ewalde Taek dalam debat publik pertama di Kota Kupang, Sabtu, (19/10) malam, menilai bahwa penanganan stunting harus dimulai dari hulu ke hilir.
“Dari hilir kita akan mengaktifkan OPD-OPD untuk melakukan intervensi gizi dengan memberikan makanan tambahan oleh Dinas Kesehatan serta melibatkan OPD lainnya,” kata calon wali kota Kupang Theodora Ewalde Taek.
Menurut dia, penyediaan air bersih dan sanitasi oleh dinas-dinas terkait seperti PUPR juga sangat penting untuk bersama-sama memerangi masalah stunting di Kota yang dikenal dengan sebutan Kota Kasih tersebut.
Sementara di tingkat hulu, menurut calon pasangan nomor urut tiga tersebut, ada pada tugas dan peran dari BKKBN dan dinas pengendalian penduduk dengan cara meningkatkan kesehatan reproduksi pada remaja, penanganan 1.000 hari emas dan konseling pranikah yang harus diterapkan.
Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Kupang nomor urut empat Jefri Riwu Kore dan Lusia Adinda menilai bahwa stunting adalah masalah seluruh masyarakat Kota Kupang.
“Tentunya akses gizi bagi ibu hamil, air bersih serta sanitasi harus tersedia dengan baik,” ujar calon wali kota Kupang nomor urut empat Jefri Riwu Kore.
Selain itu, ujar dia, kerja sama pemerintahcdan swasta juga harus ditingkatkan sehingga bisa bersama-sama menangani masalah stunting di Kota Kupang yang kini berada pada angka 4.086 anak dari total sebelumnya 4.594 anak.
Namun yang paling penting menurut pasangan calon tersebut adalah insentif untuk kader posyandu yang mendata ibu hamil dan anak yang lahir.
Sementara itu pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Kupang nomor urut lima dr Christian Widodo dan Serena Francis menilai bahwa penanganan stunting harus komprehensif dari hulu ke hilir, namun yang paling penting adalah dari hulu.
“Pencegahan adalah yang paling baik dari pada mengobati, karena ketika anak sudah lahir dan stunting tentu penanganannya akan lebih sulit, upayanya lebih besar dan anggarannya akan lebih besar juga,” ujar Dr. Christian Widodo.
Oleh karena itu, ujar dia, ketika memimpin nanti maka pihaknya akan lebih fokus pada pencegahan. Karena itu dibutuhkan peran sekolah, universitas, LSM, organisasi, gereja dan semua pihak.
Pasangan Calon nomor urut satu Alex Funay dan Ishak Nuka menilai bahwa penanganan stunting itu harus dimulai dari orang muda yang mempersiapkan diri untuk membangun rumah tangga agar mengerti soal bahaya stunting.
“Selain itu air bersih itu juga sangat penting untuk penanganan stunting, karena itu kami akan berjanji jika kami memimpin, kita tidak akan lagi kesulitan air bersih,” kata calon wali kota Kupang Alex Funay.
Sementara itu pasangan calon nomor urut dua Jonas Salean dan Alo Sukardan menilai bahwa untuk penanganan stunting yang utama adalah pemberdayaan terhadap petugas posyandu dengan biaya operasional.
Baca juga: Pemkot Kupang gandeng IDAI dan POGI atasi masalah stunting
“Kami pengalaman di tahun 2012-2017 tidak ada stunting di Kota Kupang. Dan saya kira kuncinya ada pada Posyandu,” ujar Jonas Salean.
Baca juga: Perum Bulog salurkan 5.250 kg Beras Fortivit atasi stunting di TTS
Pilkada 2024 - Kandidat wali kota-wakil wali kota Kupang sepakat atasi stunting
Dari hilir kita akan mengaktifkan OPD-OPD untuk melakukan intervensi gizi dengan memberikan makanan tambahan oleh Dinas Kesehatan serta melibatkan OPD lainnya...