Pemkot Kupang gandeng IDAI dan POGI atasi masalah stunting

id NTT,Stunting,Kasus stunting di NTT

Pemkot Kupang gandeng IDAI dan POGI atasi masalah stunting

Ilustrasi . Sejumlah ibu mengendong anaknya ketika pelaksanaan pengukuran berat dan tinggi badan anak di Kabupaten TTS. ANTARA/Kornelis Kaha

...Masalah stunting di kota ini harus menjadi perhatian serius bersama semua pihak, kata Penjabat Wali Kota Kupang Linus Lusi di Kota Kupang, NTT, Rabu, (16/10)
Kota Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kota Kupang menggandeng Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk penanganan stunting di Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi NTT itu.

"Masalah stunting di kota ini harus menjadi perhatian serius bersama semua pihak," kata Penjabat Wali Kota Kupang Linus Lusi di Kota Kupang, NTT, Rabu, (16/10).

Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Gerakan Kemanusiaan Penanganan Stunting, yang digelar serentak di 12 puskesmas di Kota Kupang.

Mantan Kadis Pendidikan Provinsi NTT itu mengatakan bahwa jumlah anak penderita stunting di Kota Kasih tersebut khususnya di Kelurahan Oesapa mencapai 900 anak.

Untuk di wilayah Kota Kupang sendiri, secara umum jumlah anak penderita stunting di tahun 2024 berada pada angka 4.086 anak.

Angka ini mengalami penurunan sebesar 18,4 persen dari total kasus yang ditangani sebanyak 4.594 anak.

Khusus untuk wilayah Oesapa Kota Kupang dia mengatakan bahwa pentingnya peran orang tua, khususnya ibu-ibu, dalam mengatasi masalah kesehatan anak.

"Dari 900 anak yang masih mengalami stunting, kehadiran Ibu-ibu untuk penimbangan berat badan sangatlah vital dan akan didampingi oleh dokter spesialis yang peduli dengan masa depan anak-anak," ujar dia.

Dia juga mengingatkan pentingnya memiliki keluarga yang sehat. Menurut dia, jika salah satu keluarga memiliki anak lebih dari dua, keluarga tersebut harus memastikan ada dukungan ekonomi yang memadai, lingkungan yang sehat dan akses air bersih.

Pj Wali Kota Kupang juga mengingatkan kepada para bapak untuk bekerja keras dan bertanggung jawab dalam mendukung keluarga sehingga tidak ada toleransi terhadap stunting di Oesapa dan harus bersama-sama berusaha menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak-anak.

Dia juga menekankan pentingnya peran Puskesmas sebagai pusat edukasi kesehatan.

Baca juga: Bulog sedia enam ton beras SPHP dalam pasar murah di TTS

"Indikator kelurahan yang sehat adalah tidak adanya kasus stunting dan angka kunjungan pasien ke Puskesmas di bawah 50 persen. Ini bukan pabrik, tetapi tempat di mana edukasi kesehatan berjalan terus," jelasnya.

Baca juga: Pj Bupati : Dana desa bisa digunakan untuk atasi stunting

Dia juga mengatakan bahwa kehadiran IDAI dan POGI dalam kerja sama itu untuk bersama-sama lebih konsisten lagi mengatasi masalah stunting di Kota Kupang.