BMKG: Warga Mabar waspadai potensi bencana hidrometeorologi

id BMKG, Manggarai Barat, bencana hidrometeorologi, Banjir, tanah longsor, hujan, Maria Seran, Stasiun Meteorologi Komodo

BMKG: Warga Mabar waspadai potensi bencana hidrometeorologi

Seorang pengendara sepeda motor mengenakan mantel hujan melintasi salah satu jalan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). ANTARA/Gecio Viana

Topografi yang berbukit dan lereng curam dinilai membuat wilayah Manggarai Barat rentan terhadap pergerakan tanah, terutama jika kondisi tanah sudah jenuh...

Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mewaspadai bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem.

"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir, longsor, angin kencang yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran dihubungi di Labuan Bajo, Senin, (9/12).

Maria menambahkan musim hujan pada tahun 2024/2025 di wilayah Manggarai Barat telah dimulai pada November Dasarian 3, dengan puncaknya diprakirakan terjadi pada Januari 2025.

Musim hujan kali ini, kata dia, diikuti fenomena La Nina yang menyebabkan potensi curah hujan lebih tinggi dari biasanya.

"Selain itu, kondisi cuaca semakin ekstrem dari aktifnya gelombang ekuatorial Rossby di wilayah NTT," katanya.

Pihaknya juga juga memantau bibit siklon tropis 93S di Samudera Hindia selatan NTT.

Kondisi dinamika atmosfer tersebut meningkatkan intensitas hujan di sebagian besar wilayah NTT termasuk di Manggarai Barat.

Hingga Senin sore, lanjut dia, tercatat total curah hujan yang tercatat di BMKG Komodo sejak pagi tadi sudah mencapai 18,6 milimeter dan masih berpotensi meningkat karena hujan masih terus berlangsung.

"Pantau terus informasi cuaca terbaru dari BMKG dan ikuti arahan dari pihak berwenang untuk mengantisipasi risiko yang lebih besar," cakap Maria.

Dia menjelaskan ancaman longsor menjadi salah satu risiko utama di wilayah Manggarai Barat saat musim hujan dengan curah hujan tinggi.

Topografi yang berbukit dan lereng curam dinilai membuat wilayah Manggarai Barat rentan terhadap pergerakan tanah, terutama jika kondisi tanah sudah jenuh.

Baca juga: BMKG sebut sebagian besar wilayah NTT sudah memasuki musim hujan

Baca juga: BMKG sebut Fenomena Haze akibatkan udara di Labuan Bajo terlihat kabur

Maria juga mengimbau masyarakat di wilayah dataran rendah yang padat penduduk dan daerah rawan banjir untuk meningkatkan kewaspadaan apabila terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi yang panjang.

"Bersihkan saluran air secara rutin untuk mencegah penyumbatan," katanya.*