Kupang, NTT (ANTARA) - Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVI Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mendorong budaya konsumsi pangan lokal untuk mendukung kedaulatan pangan serta menanamkan kearifan lokal kepada generasi muda.
“Kuliner pangan lokal adalah warisan budaya yang memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan dan identitas suatu daerah,” kata Kepala BPK Wilayah XVI NTT Haris Budiharto di Kupang, Selasa (19/8)..
Menurutnya pangan lokal bukan hanya sekadar makanan, melainkan cerminan sejarah, tradisi, serta kearifan lokal para pendahulu.
Ia menegaskan bahwa budaya konsumsi pangan lokal seperti sorgum, kacang, dan ubi-ubian terutama dalam konteks diversifikasi pangan sangatlah penting agar masyarakat tidak hanya tergantung pada bahan pokok beras ataupun gandum.
Melalui lokakarya kolaborasi bersama Komunitas Bacarita Pangan Lokal, pihaknya memaparkan pengetahuan akan keberagaman pangan lokal sekaligus menampilkan kreasi olahan kuliner lokal yang dikemas menarik bagi generasi muda.
Selain itu, ia menambahkan isu pangan lokal berkaitan erat dengan peningkatan gizi, perubahan iklim, dan krisis pangan di NTT, sehingga edukasi bagi generasi muda menjadi sangat penting dan relevan.
“Kita berharap generasi penerus tidak melupakan akar budayanya, terkhusus kuliner pangan lokal, agar kebiasaan konsumsi kuliner lokal tetap relevan,” kata dia.
Sebelumnya, pada 13-15 Agustus 2025, BPK Wilayah XVI NTT memfasilitasi enam pelajar perwakilan SMA di Kota Kupang untuk kunjungan atau ekskursi di Komunitas Lakoat Kujawas di Kabupaten Timor Tengah Selatan, untuk belajar langsung pangan lokal dari komunitas adat.

Haris berharap pengalaman tersebut dapat mendorong para pelajar menjadi penggerak kebiasaan konsumsi pangan lokal di sekolah masing-masing.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Dumuliahi Djami mengapresiasi inisiatif BPK Wilayah XVI NTT dalam memperkenalkan pangan lokal bagi generasi muda melalui lokakarya dan kegiatan ekskursi tersebut.
“Upaya ini sebagai bentuk menumbuhkan kesadaran dan rasa cinta kaum muda untuk mengkonsumsi pangan lokal yang ada di daerah kita,” kata dia.

