Dinkes Kupang Sediakan Abate Gratis

id Abate

Dinkes Kupang Sediakan Abate Gratis

Pemerintah Kota Kupang siapkan abate secara gratis di setiap puskesmas dan puskesmas pembantu agar mudah diakses warga

Distribusi abate di seluruh puskesmas dan puskesmas pembantu sudah dilakukan sepanjang tahun sejak DBD mulai melanda daerah itu dan secara siklus 10 tahun mengalami kejadian luar biasa (KLB).
Kupang (Antara NTT) - Dinas Kesehatan Kota Kupang menyediakan abate (bubuk pencegah kembangbiak jentik nyamuk anopheles) di puskesmas dan puskesmas pembantu di seluruh wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu secara gratis agar bisa diakses warga.

"Penyediaan bubuk abate gratis di puskesmas dan pustu dilakukan setiap tahun agar warga bisa dengan mudah mendapatkannya untuk pencegahan berkembang biaknya nyamuk penyebar demam berdarah dengue (DBD)," kata Kepala Bidang Penanggulangan dan Pengamatan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kupang Sri Wahyuningsih di Kupang, Sabtu.

Menurut dia, distribusi abate di seluruh puskesmas dan puskesmas pembantu sudah dilakukan sepanjang tahun sejak DBD mulai melanda daerah itu dan secara siklus 10 tahun mengalami kejadian luar biasa (KLB).

Dengan abate, kata dia secara medik dapat memberikan manfaat mencegah pengembangbiakan nyamuk anapohles sebagai jentik nyamuk demam berdarah.

Abate efektif dibagikan ke masyarakat di tengah kondisi cuaca dengan intensitas hujan sedang hingga lebat yang terus terjadi selama sepekan terakhir ini.

"Pemerintah berharap warga bisa mengaksesnya karena ini diberikan secara gratis," katanya.

Selain penyediaan abate gratis, logisltik obat-obatan dan paramedis di puskesmas juga disiagakan untuk segera menangani kemungkinan terjadinya demam berdarah.

"Penanganan langsung dilakukan di puskesmas sebelum dirujuk ke layanan kesehatan yang lebih tinggi seperti rumah sakit. Ini penting karena kasus demam berdarah dengue jika terlambat ditangani akan berdampak kematian," katanya.

Selain penanganan, warga diingatkan untuk membantu melakukan pencegahan penyebaran penyakit tersebut, dengan pola gerakan 3M Plus yaitu mengubur, menguras dan menutup segala bentuk sampah dan tempat air serta menambur abate di setiap tempat air yang akan dimanfaatkan di rumah, demi menjaga kemungkinan berkembang biak jentik nyamuk tersebut.

Dia menjelaskan, setiap musim hujan rentan muncul berbagai penyakit akibat perubahan suhu lingkungan. Ada beberapa jenis virus, dan bakteri yang mudah berkembang biak karena perubahan suhu.

Sejumlah penyakit itu antara lain, diare yang ditandai buang air besar cair berkali-kali, sebagai akibat dari bakteri yang menginfeksi saluran usus.

Diare berpotensi muncul di musim hujan karena sumber-sumber air minum tercemar akibat banjir. Ketika terjadi banjir, biasanya sarana dan prasarana air yang terbatas akan tercemar, karena kebersihan sarana tersebut kurang terjaga.

Cara efektif mencegah diare adalah dengan mencuci tangan memakai sabun setiap akan makan dan minum serta sehabis buang hajat, merebus air minum hingga mendidih, serta berupaya menghindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal.

"Karena itulah perlu pola 3M Plus yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tampungan air dengan rapat serta menambur abate," katanya.

Sri menjelaskan, Dinas Kesehatan Kota Kupang mencatat jumlah penderita DBD hingga kini telah mencapai 17 orang dan sedang dirawat di sejumlah rumah sakit.

Meski pun berada dalam `grade` satu, dua dan tiga dan sedang ditangani intensif, namun demikian butuh kewaspadaan semua pihak termasuk masyarakat.

Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Kesehatan akan melakukan sejumlah tindakan antisipatif dalam rangka pencegahan dan penularan penyakti tersebut yaitu dengan foging fokus di lokasi yang telah terdapat pasien positif DBD.

"Ini dimaksud agar tidak terlanjur mewabah karena berkembang biaknya nyamuk tersebut di lokasi itu," katanya.