18 calon pekerja migran asal NTT kandas di Bandara El Tari
Satgas TPPO Bandara El Tari Kupang, Selasa (28/5) berhasil menggagalkan keberangkatan 18 calon pekerja migran Indonesia (PMI), yang hendak berangkat ke luar NTT melalui bandara El Tari Kupang.
Kupang (ANTARA) - Satgas Tindak Pemberantasan Perdagangan Orang (TPPO) Bandara El Tari Kupang, Selasa (28/5) berhasil menggagalkan keberangkatan 18 calon pekerja migran Indonesia (PMI), yang hendak berangkat ke luar Nusa Tenggara Timur melalui bandara El Tari Kupang.
Petugas Satgas Bandara El Tari Kupang, Rony Bengngu yang dikonfirmasi Antara di Kupang, Selasa (28/5) mengakui, para calon PMI itu hendak berangkat melalui Surabaya dan Pontianak untuk mencari kerja tetapi tidak melalui prosedur resmi.
Mereka berasal dari beberapa kabupaten di daratan Pulau Timor antara lain Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan (TTS) dan Belu serta Malaka.
Dua di antaranya merupakan TKW asal TTU yakni Yeni Yolanda Talan dan Kristina Novita Sutal. Keduanya mengaku direkrut oleh ibu-ibu bernama Supari Supariani yang saat ini berdomisili di Kuanino Kota Kupang.
Sementara 16 TKI lainnya sempat mengelabui petugas dengan berbohong bahwa mereka hendak ke Pontianak untuk menghadiri pernikahan sanak keluarga mereka.
Setelah didesak oleh petugas, mereka akhirnya mengaku ke Pontianak untuk bekerja di perusahaan Kelapa Sawit. "Paling banyak berasal dari Kabupaten Belu sebanyak 11 orang," katanya menambahkan.
Para PMI yang dicekal itu antara lain, Romeltus Manusili, Maria Besin, Benediktus Tes, Janurius Tes, Paulinus Bili, Mardarius Berek, Hendrikus Dos Santos, Marten Bere, Apriadi Klau dan Edumundus Seran, Wener Asbanu, Nusri Liukae, Yusti Banu, dan dari Kabupaten Malaka 2 orang (Simplianus Timu, Rikardus Nahak).
Ronny mengatakan mereka sudah diminta untuk kembali ke daerah asal masing-masing setelah mendapat penjelasan bahwa keberangkatan ke luar daerah untuk mencari kerja harus melalui prosedur resmi.
Baca juga: Jenazah pekerja migran asal NTT tiba di Kupang
Baca juga: Satgas TPPO gagalkan keberangkatan 500 pekerja migran asal NTT
Petugas Satgas Bandara El Tari Kupang, Rony Bengngu yang dikonfirmasi Antara di Kupang, Selasa (28/5) mengakui, para calon PMI itu hendak berangkat melalui Surabaya dan Pontianak untuk mencari kerja tetapi tidak melalui prosedur resmi.
Mereka berasal dari beberapa kabupaten di daratan Pulau Timor antara lain Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan (TTS) dan Belu serta Malaka.
Dua di antaranya merupakan TKW asal TTU yakni Yeni Yolanda Talan dan Kristina Novita Sutal. Keduanya mengaku direkrut oleh ibu-ibu bernama Supari Supariani yang saat ini berdomisili di Kuanino Kota Kupang.
Sementara 16 TKI lainnya sempat mengelabui petugas dengan berbohong bahwa mereka hendak ke Pontianak untuk menghadiri pernikahan sanak keluarga mereka.
Setelah didesak oleh petugas, mereka akhirnya mengaku ke Pontianak untuk bekerja di perusahaan Kelapa Sawit. "Paling banyak berasal dari Kabupaten Belu sebanyak 11 orang," katanya menambahkan.
Para PMI yang dicekal itu antara lain, Romeltus Manusili, Maria Besin, Benediktus Tes, Janurius Tes, Paulinus Bili, Mardarius Berek, Hendrikus Dos Santos, Marten Bere, Apriadi Klau dan Edumundus Seran, Wener Asbanu, Nusri Liukae, Yusti Banu, dan dari Kabupaten Malaka 2 orang (Simplianus Timu, Rikardus Nahak).
Ronny mengatakan mereka sudah diminta untuk kembali ke daerah asal masing-masing setelah mendapat penjelasan bahwa keberangkatan ke luar daerah untuk mencari kerja harus melalui prosedur resmi.
Baca juga: Jenazah pekerja migran asal NTT tiba di Kupang
Baca juga: Satgas TPPO gagalkan keberangkatan 500 pekerja migran asal NTT