Petani NTT Pilih Benih Padi Berlabel

id lahan kering, lahan basah

Kupang (Antara NTT) - Benih padi bersubsidi dan berlabel resmi PT Pertani (Persero) menjadi pilihan utama atau mencapai 64,67 persen dari pasar benih setempat khususnya bagi petani lahan kering dan lahan basah Nusa Tenggara Timur dalam menghadapi musim tanam tahun ini.

Benih padi yang dimaksud adalah Iherang, Membramo, IR64 dan benih padi gogo yang dianggap cocok dengan iklim di daerah kepulauan ini," kata Pelaksana Distribusi benih PT Pertani (Persero) wilayah NTT, Komang Suka Brata, di Kupang, Selasa.

Minat petani ini kata Komang Suka Brata nampak setelah melakukan sosialisasi kepada mereka terutama bagaimana petani mendapatkan benih secara gratis saat ini dan baru akan dibayarkan pasca panen.

Dari empat jenis benih tersebut Iherang, Membramo, IR64 lebih disukai, ketimbang padi gogo yang baru pada tahap penjajakan, meskipun cocok dengan lahan di daerah ini yang adalah semi arid atau setengah kering dan setengah basah.

Padi gogo merupakan jenis padi yang dibudidayakan pada lahan marginal atau lahan kering dimana pemenuhan kebutuhan air tanaman tergantung pada hujan yang turun (tadah hujan).

Oleh karena itu penaman yang baik dilakukan setelah terdapat 1-2 kali hujan, awal musim penghujan (Oktober-Nopember) agar kebutuhan air terpenuhi.

"Padi ini pada umumnya lebih banyak diusahakan di daerah-daerah di luar Pulau Jawa, terutama Sumatera, Kalimantan dan Nusa Tenggara karena sebagian besar wilayah ini berbukit-bukit dan merupakan jenis lahan kering," katanya.

Pada dasarnya dalam budidaya tanaman, pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetis dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang paling penting adalah tanah dan iklim serta interaksi kedua faktor tersebut. Tanaman padi gogo dapat tumbuh pada berbagai agroekologi dan jenis tanah.

"Ada lahan yang perlu pengolahan tanah sedikit atau bahkan tidak perlu pengolahan tanah (zerro tillage)," katanya.

Pengolahan tanah yang sempurna justru merugikan, karena disamping menambah biaya juga menyebabkan tanah lebih peka terhadap erosi sehingga kesuburannya menurun.

Demikian pula hasil padi yang diperoleh antara sistem olah tanah sempurna dengan oleh tanah minimum tidak berbeda nyata, sehingga sistem olah tanah minimum lebih ekonomis.

Ia mengatakan padi gogo harus dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis tanah tidak begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo. Sedangkan yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil adalah sifat fisik, kimia dan biologi tanah atau dengan kata lain kesuburannya.

"Untuk pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan penyusun tanah yaitu 45 persen bagian mineral, lima persen bahan organik, 25 persen bagian air, dan 25 persen bagian udara, pada lapisan tanah setebal 0-30 cm," katanya.

Struktur tanah yang cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang remah. Tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak.

Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus diatas 50 persen. Keasaman (pH) tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada umumnya dijumpai gangguan kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al. sedangkan bila pH lebih besar dari 8,0 dapat mengalami kekahatan atau (Zn).

Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air tersebut hanya mengandalkan curah hujan.

Tanaman dapat tumbuh pada derah mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi. Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 450 LU sampai 450 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan empat bulan.

Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia.

Di musim hujan, katanya walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dengan temperature 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dengan temperature 19-230C.

Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Di Indonesia memiliki panjang radiasi matahari sekitar 12 jam sehari dengan intensitas radiasi 350 cal/cm2/hari pada musim penghujan.

Intensitas radiasi ini tergolong rendah jika dibandinkan dengan daerah sub tropis yang dapat mencapai 550 cal/cm2/hari. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.