NTT gelar enam festival pariwisata dalam bulan ini

id Tenun ikat

NTT gelar enam festival pariwisata dalam bulan ini

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur, Wayan Darmawa. (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)

Festival Tenun Ikat yang digabungkan dengan Parade Kuda Sandelwood di Kabupaten Sumba Timur pada 12-13 Juli, serta Festival Memanggil Ikan Dugong di Kabupaten Alor, Pulau Alor.

Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Wayan Darmawa mengemukakan pemerintah setempat akan menggelar sebanyak enam festival pariwisata pada Juli 2019.

"Ada enam festival yang akan digelar pada Juli ini, di antaranya menyebar di Pulau Flores, Pulau Sumba, dan Pulau Alor," kata Wayan Darmawa kepada ANTARA di Kupang, Senin.(1/7)

Ia menjelaskan, enam festival pariwisata tersebut di antaranya digelar di Pulau Flores yakni Festival Inerie di Kabupaten Ngada pada 2-10 Juli, Festival Etu di Kabupaten Nagekeo pada 10-15 Juli. Festival Caci di Kabupaten Manggarai pada 16-17 Juli, dan festival Florata di Kabupaten Manggarai Barat pada 29 Juli-2 Agustus.

Selain itu, lanjutnya, Festival Tenun Ikat yang digabungkan dengan Parade Kuda Sandelwood di Kabupaten Sumba Timur pada 12-13 Juli, serta Festival Memanggil Ikan Dugong di Kabupaten Alor, Pulau Alor.

Ia menjelaskan selain festival, akan digelar sejumlah kegiatan penting mendukung pariwisata seperti Tinju The Border Battle di Kota Kupang 5-7 Juli, dan kegiatan Labajo Ring Of Beauty di Manggarai Barat untuk mendukung pelaksanaan tinju internasional Piala Presiden di daerah setempat.

Wayan menjelaskan, festival yang dilaksanakan dengan tema beragam dan diinisiasi bersama pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota dan swasta.

Ribuan orang terlibat dalam Parade 1001 Kuda Sandelwood yang digelar di kawasan padang sabana perbukitan Walakiri, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (12/7). (ANTARA FOTO/Asis Lewokeda)
Menurut dia, pelaksanaan sejumlah kegiatan besar ini merupakan modal penting dalam pemasaran destinasi wisata NTT sebagai provinsi dengan destinasi kelas dunia terbanyak di Indonesia.

"Durasi waktu festival yang lebih panjang juga akan membuka peluang peningkatan kunjungan wisatawan, selain itu jumlah destinasi yang lebih banyak bisa memicu lama tinggal wisatawan," katanya.

Wayan menambahkan, pelaksanaan festival yang meningkat pada 2019 ini sebagai bagian dari respon terhadap promosi wisata sekaligus menunjukkan aksi saling mendukung dari berbagai pihak.

"Karena untuk lebih efektif mendatangkan wisatawan maka jumlah even penting disertai peningkatan kualitas pelaksanaannya sehingga mampu mencapai standar lebih tinggi," katanya.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTT, Julie Sutrisno Laiskodat memperlihatkan tenun ikat Kabupaten Nagekeo, Flores. (ANTARA FOTO/ Ganet Dirgantoro)