Kapal-kapal nelayan berhenti melaut akibat cuaca buruk

id dampak cuaca buruk

Kapal-kapal nelayan berhenti melaut akibat cuaca buruk

Kapal-kapal nelayan bermangkal di Pelabuhan Perikanan Tenau, Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)

“Semua kapal pole and line di Kota Kupang sudah berhenti melaut sebelum masuk Natal sampai saat ini karena memang ada cuaca buruk,” kata Muhammad Nasir..
Kupang (ANTARA) - Kapal-kapal milik para nelayan tangkap cakalang maupun ikan pancing dasar yang ada di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, berhenti melaut akibat cuaca buruk yang melanda wilayah perairan setempat.

Muhamad Nasir, seorang nelayan tangkap yang bermangkal di TPI Tenau Kupang, Sabtu (4/1), mengatakan kapal pole and line miliknya bersama beberapa milik nelayan lainnya sudah berhenti melaut sebelum 25 Desember lalu.

“Semua kapal pole and line di Kota Kupang sudah berhenti melaut sebelum masuk Natal sampai saat ini karena memang ada cuaca buruk,” katanya.

Pemilik sekaligus nahkoda KMN Nurul Hikmah itu mengatakan kondisi cuaca buruk berupa angin kencang dan gelombang tinggi melanda sebagian besar wilayah perairan termasuk area penangkapan utama kapal-kapal pole and line di bagian selatan Pulau Timor.

Tidak hanya kapal-kapal pole and line yang spesialis menangkap ikan cakalang dan tuna, lanjut dia, kapal-kapal nelayan tangkap ikan dasar di daerah setempat juga sudah berhenti melaut akibat cauca buruk.
Nelayan tradisional merapihkan jaring "ered" usai melaut di pesisir Pantai Pangandaran, Jawa Barat, Kamis (31/1/2019). Nelayan mengaku dampak cuaca buruk disertai angin kencang dalam satu bulan terakhir, menyebabkan hasil tangkapan ikan menurun dari biasanya satu kali menebar jaring mendapatkan dua kuital, kini hanya mendapatkan 5-3 kilogram ikan ukuran kecil. (ANTARA JABAR/Adeng Bustomi/agr).
“Jadi ada puluhan kapal nelayan yang berhenti melaut, ada delapan kapal pole and line dan semua kapal pancing dasar lainnya,” katanya.

Menurut dia, para nelayan setempat belum memastikan kapan kembali melaut namun kondisi cuaca buruk seperti ini biasanya berlangsung hingga Maret.

Jamaludin, seorang nelayan tangkap ikan pancing dasar yang berbasis di PPI Oeba, Kota Kupang, mengatakan semua kapal pancing dasar sudah berhenti melaut hampir lebih dari dua pekan terkahir.

“Dalam kondisi cuaca seperti ini ikan-ikan tidak makan sehingga kalau nekad melaut juga sama saja hasilnya kecil atau juga tidak ada,” katanya ketika dihubungi secara terpisah.

Dia mengatakan, kondisi ini berdampak pada berkurangnya pasokan ikan-ikan dasar yang segar di pasaran sehingga membuat harga bisa melambung tinggi.

“Biasanya memang seperti itu, harga ikan naik karena pasokan lemah, kecuali pasokan dari stok tapi bukan ikan segar, itu pun harganya lebih tinggi,” katanya.
 Dua kapal nelayan berada disekitar Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara saat cuaca buruk, (ANTARA FOTO/Jojon/)