Kupang (ANTARA) - Wakil Bupati (Wabup) Flores Timur Agustinus Payong Boli menyatakan bahwa sekitar 4.585 ha dari total 12.072 hektare tanaman jagung milik petani di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan terserang hama ulat grayak.
"Serangan hama yang dimulai sejak akhir Desember 2019 tersebut terjadi di hampir semua desa pada 19 kecamatan di daerah ini," katanya saat dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (5/2), terkait serangan hama di Flores Timur.
Menurut dia, dari total luas tanaman yang terserang hama, sebanyak 2.089 hektare sudah bisa dikendalikan melalui bantuan pestisida. "Sementara 2.496 hektare lainnya terancam mati karena minimnya curah hujan," katanya.
Dia berharap, pada bulan Februari ini, curah hujan bisa lebih baik, sehingga tanaman-tanaman jagung yang saat ini sudah tidak ada daun karena dimakan hama dapat tumbuh kembali.
Wabup mengatakan, saat ini para petugas dari dinas terkait masih turun ke desa-desa untuk melakukan pendataan, sekaligus membantu petani melakukan pemberantasan hama.
Baca juga: 400 hektare tanaman petani di Flores Timur terserang hama
Selain itu, kata Agustinus, para petugas juga melakukan advokasi kepada para petani yang tanamannya tidak bisa diselamatkan agar menyiapkan tanaman pengganti.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Jhon Oktovianus secara terpisah menjelaskan, hama ulat grayak yang menyerang petani di beberapa daerah di NTT saat ini muncul ketika curah hujan dalam waktu singkat dan panasnya sangat panjang.
Menurut dia, fase yang paling merusak dari hama jagung ini yaitu fase larva atau ulat. Hama ulat grayak merusak pertanaman jagung dengan cara menggerek daun tanaman jagung.
Baca juga: Pemerintah data tanaman petani yang terserang hama
Bahkan, pada kerusakan berat, kumpulan larva hama ini seringkali menyebabkan daun tanaman hanya tersisa tulang daun dan batang tanaman jagung.
Jika kumpulan larva hama jagung ini mencapai kepadatan, rata-rata populasi 0,2 sampai 0,8 larva per tanaman. "Masa bertahan larva sangat lama yang mencapai tiga minggu, sehingga tingkat kerusakan tanaman sangat tinggi," ujarnya.
Baca juga: Hama ulat serang tanaman jagung di 17 kecamatan di Alor