Kupang (ANTARA) - Wakil Bupati Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur, Agustinus Payong Boli meminta warga Desa Sagu, Kecamatan Adonara untuk jujur jika pernah melakukan kontak dengan pasien positif COVID-19 dan ikhlas menjalani tes cepat.
"Informasi dari Kepala Desa Sagu bahwa lebih dari 100 warga yang diduga kontak langsung dengan pasien 02 saat Shalat Tarawih di bulan puasa di mesjid. Jadi demi baiknya Lewotana Sagu, mari kita jujur dan ikhlas mengikuti tes cepat dan lanjutannya," kata Agus Payong Boli di Kupang, Kamis (4/6).
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan adanya penolakan dari warga Desa Sagu yang diduga melakukan kontak dengan pasien positif COVID-19 untuk mengikuti tes cepat atau rapid test.
Menurut dia, semua warga desa harus secara jujur jika pernah melakukan kontak dengan pasien di saat ibadah, atau tempat kerja atau rumah atau tempat umum lainnya agar segera melapor diri untuk di periksa sehingga bisa ketahui dan ditangani oleh petugas.
"Jika saudara-saudara saya di Sagu sayangi diri, sayangi keluarga, sayangi Desa Sagu dan semua masyarakat, segera lapor diri untuk di rapid test dan karantina mandiri selama 14 hari dulu sambil melihat perkembanganya," katanya.
Karantina Desa
Dia menambahkan Kepala Desa Sagu dapat mengambil kebijakan untuk melakukan karantina desa atau mengunci Desa Sagu dari aktivitas selama 14 hari.
Langkah ini untuk memudahkan pelacakan dan menghindari kemungkinan terjadi transmisi lokal atau transmisi komunitas, katanya.
"Karena bisa lebih berbahaya jika kita tidak bisa tahu asal usul siapa yang menularkan dan tertular," tegas Agustinus.
Menyinggung terkait masalah ekonomi, dia mengatakan, masalah ekonomi masyarakat selama karantina Desa Sagu bisa disiasati dari Dana Desa dan dari kabupaten.
"Hal yang paling penting adalah selama 14 hari ataupun lebih masa karantina desa, petugas dapat dengan mudah melacak kontak dan meminimalisir potensi penularan lokal," katanya.