Kampanye pilkada secara daring bukan hal baru

id pilkada ntt,pdip ntt,kampanye daring,ntt

Kampanye pilkada secara daring bukan hal baru

Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Nusa Tenggara Timur, Emanuel Kolfidus. (ANTARA/Bernadus Tokan)

Secara faktual PDIP sangat siap dalam pemanfaatan teknologi informasi berupa kampanye daring, karena selama pandemi COVID-19, DPP PDI Perjuangan sudah mendorong semua struktur partai terus bekerja dan konsolidasi dengan teknologi IT,"
Kupang (ANTARA) - Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Nusa Tenggara Timur, Emanuel Kolfidus mengatakan kampanye pilkada serentak 2020 secara daring (dalam jaringan), bukan sesuatu yang baru bagi partai itu.

Bahkan semua daerah yang menyelenggarakan pilkada di NTT sudah mulai bekerja dan melakukan konsolidasi politik menggunakan teknologi informasi (IT), kata Emanuel Kolfidus kepada ANTARA di Kupang, Kamis (25/6).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan kesiapan partai itu dalam merebut simpati rakyat dalam pilkada serentak 2020 melalui kampanye daring.

Baca juga: Sebanyak 73 SMA/SMK di NTT siap lakukan PPDB secara daring

Baca juga: Ombudsman NTT sebut kelemahan sistem PPDB daring di Kota Kupang teratasi


Pandemi COVID-19 turut merubah sejumlah pola hidup, termasuk pola kampanye politik yang akan mengandalkan juga pemanfaatan teknologi komunikasi untuk kampanye daring guna menghindari pertemuan fisik dalam jumlah banyak.

Menurut dia, PDIP NTT secara faktual sangat siap memanfaatkan teknologi informasi, untuk melakukan kampanye daring, guna merebut simpati rakyat dalam pilkada serentak 2020.

Baca juga: Demokrat dorong kadernya siap hadapi kampanye pilkada daring

"Secara faktual PDIP sangat siap dalam pemanfaatan teknologi informasi berupa kampanye daring, karena selama pandemi COVID-19, DPP PDI Perjuangan sudah mendorong semua struktur partai terus bekerja dan konsolidasi dengan teknologi IT," katanya.

Menurut dia, sejak pandemi COVID-19 melanda negeri ini, partai secara terus menerus mendorong para pengurus dan kader pada semua tingkatan, untuk melakukan konsolidasi politik menggunakan teknologi.

"Jadi ini seperti sesuatu yang bukan baru lagi, dan bahkan sedang dilakukan di sejumlah wilayah pilkada," kata anggota DPRD NTT dari Fraksi PDI Perjuangan ini.